Whisnu menyebut musik elektronik Indonesia tidak cukup hanya sekadar meniru tren luar, tapi perlu menghadirkan warna, rasa, dan identitas yang lahir dari tanahnya sendiri. Whisnu sendiri telah membuktikannya lewat genre yang ia kembangkan sejak awal kariernya: Indonesian Bounce. Genre ini lahir dari persilangan antara baile funk, Dutch house, breakbeat, dan unsur ritmis khas Indonesia.
"Saya ingin bikin musik yang kalau didengar orang luar, mereka tahu ini datang dari sini, dari Indonesia," ujar Whisnu Shantika.
Lewat pendekatan ini, Whisnu tak hanya menciptakan gaya musik baru, tapi juga berupaya membangun fondasi identitas bagi musik elektronik lokal. Bagi dia, sound adalah ekspresi budaya. Dalam konteks musik digital yang makin seragam, keberanian untuk tetap otentik justru jadi pembeda.
Pandemi menjadi momen penting dalam pertumbuhan Indonesian Bounce. Ketika banyak musisi kehilangan panggung, Whisnu justru menjangkau komunitas lokal dan memperkenalkan genre ini ke berbagai kota.
| baca juga: | 
"Saya lihat sendiri, orang Indonesia terbuka dengan sound baru. Selama kita jujur, mereka akan menerima," ucapnya.
Melalui rilisan seperti "Are You Ready" (bersama Akeey dan Liquid Silva) dan "Lov3" (dengan Sorn), Whisnu memadukan elemen lokal dengan kolaborasi internasional. Namun ia menegaskan, inti dari semua karya ini tetap bersumber dari Indonesia.
"Kalau kita mau dikenal sebagai negara musik, bukan hanya pasar musik, kita harus berani punya suara sendiri,” katanya.
Whisnu juga memberi sentuhan baru pada lagu-lagu pop lokal seperti “Mangu” dan “Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja” dalam format remix yang bisa dinikmati di klub, tapi tetap mempertahankan makna dan nuansa aslinya. Ini bagian dari misinya menjembatani industri pop dengan scene elektronik.
Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi untuk memperkuat identitas musik Indonesia. Bukan hanya kolaborasi dengan artis luar negeri, tapi juga kerja sama lintas daerah, lintas bahasa, dan lintas latar budaya.
"Kita punya banyak warna. Tinggal bagaimana mengolahnya jadi satu DNA yang kuat," ujar Whisnu.
Sebagai pelaku kreatif, ia melihat bahwa musik elektronik di Indonesia punya potensi besar untuk berkembang, asal tidak takut tampil beda.
"Jangan tunggu approval dari luar. Kita sendiri harus percaya dulu dengan potensi kita," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
											 
											 
											 
											 
											