Di bulan Mei ini, jaringan Verified Champions berkolaborasi dengan IKLIM (Indonesia Climate Communications, Arts and Music Lab) untuk menggaungkan betapa musik dan storytelling bisa memengaruhi pemahaman publik terhadap krisis iklim. Di ajang ini Robi Navicula dan para inisiator IKLIM berbagi pengalaman betapa gerakan budaya bisa meningkatkan kesadaran akan isu iklim dengan cara yang relevan secara emosional dan lokal.
"Seni dan musik itu masuk langsung ke hati. Ketika kita berbicara mengenai isu iklim dalam lirik dan pertunjukkan, itu bukan lagi edukasi, tetapi sudah jadi seruan untuk sadar dan beraksi," ujar Robi Navicula, vokalis band asal Bali yang juga aktivis lingkungan.
"Kita tidak hanya menyanyikan lagi, kita membangun gerakan," sambungnya.
Verified for Climate dan IKLIM mempunyai keyakinan yang sama: cerita (storytelling) adalah kunci untuk menyambungkan masyarakat dengan fakta, dan menginspirasi aksi iklim. Para Verified Champions menggunakan platform sosial media seperti TikTok untuk menceritakan isu iklim yang penuh harapan, personal dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Sementara IKLIM menggunakan musik, seni dan ritual budaya demi mendapatkan hubungan emosional yang kuat dengan alam.
"Kami percaya perubahan iklim tidak hanya isu lingkungan, tetapi juga isu budaya," ujar Saraswati dari IKLIM, yang juga bekerja di Kopernik.
"Tradisi, seni dan nilai spiritual yang kita punya bisa memandu kita mengatasi krisis iklim. Tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara emosional dan kebersamaan," terang Saraswati.
Pendekatan itu dibuktikan di Festival Semarapura di Klungkung, di mana para Verified Champions bergabung dengan masyarakat setempat untuk mengeksplorasi. Persinggungan antara budaya, pariwisata, dan keberlanjutan hadir nyata dalam Festival Semarapura di Klungkung, saat para Verified Champions bergabung dengan masyarakat lokal untuk merayakan warisan budaya Bali sekaligus menghadapi tantangan ekologis yang mendesak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News