Ia menyampaikan orasi yang menggugah di hadapan ribuan demonstran. Tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga kritik tajam terhadap para wakil rakyat. Dalam pidato pembukanya, Ge Pamungkas langsung menyinggung nilai ijazah anggota DPR RI non-aktif.
Orasinya kemudian berlanjut dengan kritik terhadap paradoks yang terjadi di Indonesia. Ge Pamungkas menyoroti kesenjangan antara kekayaan negara dan kemiskinan rakyatnya.
“Mereka bilang, ‘Indonesia negara kaya, Indonesia negara kaya,’ tapi pertanyaannya dari dulu, kenapa rakyatnya miskin?” tanyanya.
Ia kemudian menjawab sendiri pertanyaan tersebut. “Jawabannya, karena mereka yang kaya. Katanya rakyat sejahtera, rakyat bahagia. Tapi faktanya, Dewan Perwakilan yang sejahtera dan Dewan Perwakilan yang bahagia,” sindir Ge Pamungkas.
| baca juga:
|
Pria kelahiran 25 Januari 1989 itu menyebutkan bahwa aksi demonstrasi tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa hingga pemilik kos-kosan. Ia bahkan menyelipkan candaan khasnya saat melihat keragaman peserta aksi.
“Ada mahasiswa tua, ada mahasiswa muda. Ada bapak-bapak kos yang lagi naik di atas situ, saya nggak tahu dia ngapain,” ucapnya, memancing tawa para peserta aksi.
Namun, di balik keragaman tersebut, Ge Pamungkas melihat adanya semangat kebersamaan yang mengingatkannya pada semboyan nasional. “Artinya ingatlah Bhinneka Tunggal Ika, teman-teman. Berbeda-beda tapi tetap satu!” serunya.
Dalam orasinya, Ge Pamungkas juga menyampaikan tuntutan utama para demonstran. Ia mendesak agar DPR bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan yang dianggapnya menyengsarakan rakyat.
“Kita menginginkan pertanggungjawaban dari DPR yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Pajaknya naik, tunjangan juga naik. Kita mau bayar pajak, bukan upeti!” tegasnya.
Ia juga menyampaikan pesan khusus kepada aparat kepolisian yang bertugas. Ge Pamungkas mengingatkan bahwa sebelum menjadi aparat, mereka adalah bagian dari rakyat.
“Bapak polisi, Anda sebelum menjadi polisi, Anda itu rakyat. Di depan Anda ini rakyat. Di dalam sana ada Dewan Perwakilan Rakyat. Sekarang Bapak pikir dalam hati, yang menyuarakan isi hati Bapak, mereka atau kita, Pak?” tanyanya, seolah mengajak para polisi untuk berpihak pada rakyat.
Orasi ditutup dengan peringatan kepada para peserta aksi agar waspada terhadap pihak intelijen yang menyamar.
“Waspada sama intel-intel. Waspada sama mahasiswa pakai jaket mahasiswa tapi mukanya kayak dosen,” pungkas Ge Pamungkas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
