Buku ini menghadirkan kisah perjalanan industri radio swasta di Indonesia. Mulai dari akhir tahun 70 an, 80an dan 90an di mana radio mengalami zaman keemasan yang luar biasa karena saat itu praktis belum ada saingan.
TV swasta sendiri baru muncul di penghujung tahun 80an dan menjadi tantangan pertama. Di pertengahan tahun 2000-an, hijrahnya platform media berbasis internet dari komputer dan laptop ke ponsel yang menjadi tantangan besar kedua. Meski begitu, radio nyatanya tetap ada di dunia digital saat ini.
Buku ini menghadirkan romansa masa lalu yang disampaikan langsung oleh pelaku sejarahnya, tentang kondisi bisnis radio saat ini dengan segala pergumulan sehari–harinya. Ada juga harapan yang dipanjatkan.
Momen perayaan ulang tahun PRSSNI dilaksanakan di Hall Dewan Pers. Dibuka oleh sambutan dari Ubaidillah selaku Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Ninik Rahayu selaku Ketua Dewan Pers, dan juga oleh Meutya Viada Hafid selaku Menteri Komunikasi & Digitalisasi RI yang juga menyempatkan diri menulis Kata Pengantar untuk buku Radio Melintas Zaman.
baca juga: 11 September Hari Radio Nasional, Rayakan Lahirnya RRI Jembatan Informasi dan Kebangsaan |
"PRSSNI sudah 50 tahun yang telah berjasa menyiarkan berita kepada masyarakat. Kita sudah berkolaborasi dengan PRSSNI dan menyimpulkan bahwa ternyata radio masih banyak pendengarnya di berbagai kota dan daerah. Di daerah yang tidak ada tv pasti ada radio, radio juga sebagai sarana komunikasi," kata Ketua KPI Ubaidillah.
Dalam acara ini dihadirkasn bincang-bincang berupa bedah buku Radio Melintas Zaman yang dimoderatori oleh Gaib M. Sigit (Pemred Radio MNC Trijaya) dengan narasumber Malik Sjafei Saleh (Founder Radio Prambors), M. Rafiq (Ketum PRSSNI), Haryo Ristamaji (Pemred Radio Elshinta) dan Kemal Mochtar (penyiar Radio Gen).
"Membuat buku supaya ada kenang-kenangan dan prasasti dan sudah berusia 50 tahun, sudah mengalami asam, garam manis, pahit dalam berdemokrasi dan berpolitik di NKRI. Saya lempar ide itu ke pusat dan dewan dan akhirnya disetujui membuat buku," kata M. Rafiq.
PRSSNI saat ini memiliki 600 Radio Anggota yang bersiaran dari 150 kota di Indonesia Menurut data Nielsen Indonesia tahun 2024, ada 17 juta pendengar Radio di 11 kota yang disurvei.
Acara akan dilanjutkan dengan pelaksanaan Sidang Paripurna Pusat III 2024 PRSSNI dengan agenda utama evaluasi program 2024 dan rencana program 2025.
"Dua program utama PRSSNI di tahun 2025 adalah mengawal revisi RUU Penyiaran sampai tuntas dan penyediaan streaming radio untuk seluruh Radio Anggota di satu wadah aplikasi secara gratis. PRSSNI juga berdiri bersama Pemerintah untuk memberantas judi online dan mendukung program makan siang bergizi gratis bagi anak sekolah," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id