Tema tersebut mengisahkan perjalanan seorang Sufi yang selalu membawa pesan cinta kasih dan perdamaian kepada siapapun. Tidak hanya kepada umat Islam saja, tapi sesama makhluk Allah SWT.
Gus Candra
Candra Malik atau Gus Candra terlahir dari keluarga yang terpandang dan beradab. Ayahnya berasal dari Demak yang merupakan keturunan dari Sunan Kudus, kemudian Ibunya berasal dari Kerajaan Bone, Sulawesi Selatan. Kedua keluarga besarnya mempunyai ketertarikan di bidang tasawuf.
Sejak kecil, Gus Candra sudah mengenal ajaran sufisme. Kemudian ia belajar sufi secara struktural dari kedelapan gurunya. Dari situlah Gus Candra menemukan keindahan Islam. Menurutnya, Islam itu tidak sama dengan Arab.
"Arab itu kebudayaan, sedangkan Islam itu Agama. Kalaupun Islam itu diturunkan di Arab, bukan karena Arab itu yang terbaik di antara kita, justru waktu itu Arab itu jahiliah. Jika kita membuat musik religi itu tidak perlu nadanya mirip dengan irama padang pasir. Justru kita harus menemukan jati diri kita sebagai sebuah bangsa, kita hadirkan itu sebagai kekayaan, bahwa tema dasarnya itu bukan mengislamkan Indonesia, tapi mengindonesiakan Islam," jelasnya.
Kini, Gus Candra disibukkan program `Santri Bernyanyi` dengan berkeliling pesantren di seluruh Indonesia. Program ini terdiri dari workshop olah vokal, workshop penciptaan lagu, workshop proses kreatif, dokumentasi dan produksi, pertunjukan dan sebagainya.
"Teman-teman pesantren ini cukup akrab denga Alquran, kitab-kitab tua, syair-syair indah, kemudian mereka belajar melagukan nada-nada dalam Alquran dinyanyikan dengan indah. Jadi ketika kami mentoring di sana dengan sedikit saja kemudian mereka bisa menciptakan lagu. Sepanjang perjalanan saya dua tahun pertama ini, teman-teman santri ini bisa menciptakan lagu mereka sendiri dalam hitungan satu setengah jam dan pada malam ini akan mereka pentaskan," ungkapnya.
Sementara itu, Sujiwo Tejo mengatakan Gus Candra merupakan sosok yang aneh. "Gus Candra ini agak aneh. Walaupun suaranya fals, tapi orang bisa menerima. Addie MS , Idris Sardi mau mendukung, Butet Kertaredjasa, bukan hanya saya. Jadi saya melihat itu kadang apa bila orang menyanyinya tidak bagus, tapi dari batinnya kuat jadi kita bisa terima, nah Gus Candra itu termasuk," tuturnya.
Sujiwo Tejo juga menilai karya musik Islam Gus Candra unik dan tidak mengikuti aluna atau kebudayaan Arab. "Tapi mungkin diyakini bahwa Islam itu tidak dari Arab, tapi Islam itu dari langit, dan kebetulan lewat Arab. Sehingga musiknya tidak bernuansa Arab. Nah, Gus Candra larut dalam suasana itu tapi nyanyinya juga bukan Arab tapi dengan nuansa yang lain, menurut saya ini saling melengkapi." katanya menambahkan.
Keterlibatan Sujiwo Tejo dalam pertunjukan yang dibawakan Gus Candra adalah mengajak kita untuk belajar bersama tentang proses kreatif dan religius atau spiritual.
Penasaran dengan cerita selengkapnya? Saksikan Idenesia `Bunga Perjalanan Sufi Cinta` besok, Minggu (6/7/2014) pukul 15.05 WIB di Metro TV.(Adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News