Mereka berdua dianggap memiliki satu kesamaan, yakni sama-sama penyuka perempuan cantik.
"Basoeki Abdullah kerap melukis perempuan sehingga dia dicap sebagai pelukis yang senang mengumbar erotisme. Bahkan, dia juga disebut sebagai playboy dan mata keranjang," ujar kurator Pameran 100 Tahun Basoeki Abdullah, Mikke Susanto, saat ditemui di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta Selatan, Kamis (17/9/2015).
Dijelaskan Mikke, Basoeki sudah mengenal Soekarno sejak Basoeki masih berumur 15 Tahun karena tergerak terhadap pembelaan Indonesia Menggugat dari Soekarno.
Hubungan kedua orang ini semakin erat saat masa pendudukan Jepang tahun 1942, yaitu masa kepulangan Soekarno dari pengasingan di Bengkulu dan Basoeki pulang dari studinya di Eropa.
"Pada saat itu mulai lahirlah beberapa lukisan potret Soekarno sebagai bentuk kecintaan dan rasa hormat Basoeki kepada Soekarno. Setelah itu, hubungan mereka berkembang ke arah yang lebih dinamis," tutur Mikke.
Semenjak 1942 hingga 1960, setidaknya lima kali sudah Soekarno dilukis oleh Basoeki.
Baca juga: Peringatan 100 Tahun Basoeki Abdullah
Basoeki pun pernah diajak untuk menjadi pelukis istana, namun ditolak oleh Basoeki. Jabatan pelukis istana akhirnya diisi oleh Dullah (1950-1960), Lee Man Fong (1960-1964), dan Lim Wasim (1960-1968).
Tidak hanya Soekarno, Basoeki juga melukis beberapa istri Soekarno mulai dari Fatmawati, Hartini, hingga Ratna Sari Dewi.
Sama seperti Soekarno, Basoeki dikenal sebagai seorang sosok yang mencintai wanita cantik. Seringkali juga Basoeki melukis perempuan sebagai model lukisannya. Dalam melukis perempuan, terdapat dua ragam lukisan Basoeki, yakni potret pesanan dan potret idealistik.
"Basoeki pernah mengatakan dalam wawancara dengan sebuah media massa pada 1981 bahwa selain untuk seni, ketelanjangan adalah sikap sempurna dan cermin kepolosan," ucap Mikke.
Basoeki adalah pelukis yang sangat senang menggambar objek perempuan. Tak heran, Basoeki mendapat stigma masyarakat sebagai playboy dan pelukis yang gemar mengumbar erotisme.
Namun tidak semua perempuan yang dilukis selalu tanpa busana. Basoeki acap kali melukis istri pemimpin negara.
Basoeki Abdullah lahir di Surakarta, 25 Januari 1915, dan tutup usia pada 5 November 1993. Kematiannya tragis. Seorang pencuri masuk ke rumahnya, di Jalan Keuangan Raya 19, Jakarta, dengan niat menjarah koleksi arloji.
Merasa aksinya terpergok, pencuri menyambar senjata api koleksi Basoeki yang ada di dalam lemari dan menghantamkan ke kepala sang pelukis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News