"Om Nick cerita, suka dipanggil sama Bung Karno (Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno). Hanya Bung Karno memang yang menghargai beliau sama Tante Titiek Puspa tuh dekat juga," ujar orang terdekat semasa hidup Nick, Prof. Tjut Nyak Deviana Daudsjah, M.Th., A.Mus.D.
Sejumlah pihak kurang mendukung pendidikan musik di Indonesia. Bahkan, lulusan pendidikan musik secara formal, dalam hal ini perguruan tinggi musik, kerap kali dipandang sebelah mata pada tahun 1940-an.
Namun Nick tetap semangat, tak segan menyebarkan ilmu musik yang didapatkannya dari kuliah musik di Negeri Kincir Angin. Setelah kembali ke Indonesia, ia sempat mendesain karcis bus, karena pada saat itu musisi yang memiliki ilmu kurang diakui.
"Dahulu baru pulang terpaksa mendesain karcis bus. Karena musisi kurang diakui. Terus mengajak anak-anak yang masih kecil, mereka yang sudah almarhum juga, yang jazzer musisi, ayo sini belajar. Enggak mau, main layangan saja kata mereka," tuturnya.
Nick menguasai piano dan telah memiliki banyak pengetahuan terkait musik selama sekolah dan berkarier di Belanda. Misalnya, ilmu mengenai orbit dan nada-nada yang dipelajari dalam pendidikan musik, serta pedagogi, psikologi, dan sosiologi. Namun, ia di-bully oleh Bangsanya sendiri.
"Padahal maksud kita baik pulang mau memajukan musik, bukannya dibantu malah dimusuhi. Lalu saya sering bilang ke Om Nick, 'Ya kan Om tahu sendiri, kalau anak SD yang baru tahu hitung 20x36, lalu kita bicara soal rumus dalil-dalil kosmologi kepada mereka ya enggak mudeng. Jadi kesannya kita yang sombong. Ketawa beliau," kenang Deviana.
"Pesannya Om Nick, jangan membiarkan orang-orang berpikir bahwa kita yang kuliah musik ini musisi kayak organ tunggal. Kita ini ilmuwan," tambahnya.
Nick sendiri tak hanya mahir di genre jazz, namun juga piawai bermusik dengan multi-genre. Keahliannya itu dibagikan ke orang lain, dengan mengajarkan musik secara privat. Di sisi lain, namanya menjadi ancaman bagi musisi yang tidak mementingkan pendidikan musik.
"Om Nick itu ancaman dulu bagi musisi yang dodol di Indonesia, yang 30 tahun hanya mendoktrin orang-orang bahwa bakat saja cukup. Itu yang zaman saya. Waktu dulu kan hanya otodidak," kata Deviana.
Menurutnya, banyak yang hendak dikerjakan Nick untuk mengembangkan pendidikan musik di Indonesia. Nick juga memerhatikan isu yang ada di Indonesia. Termasuk soal solusi yang muncul dari ide briliannya.
Salah satunya, memanfaatkan gelanggang remaja yang banyak tersebar di Jakarta. Nick ingin membuat festival khusus untuk para pengamen.
"Rencana mengadakan konser atau workshop, untuk membantu para pengamen. Lalu biasa kan, duduk dengan orang-orang (pemangku kepentingan) bilangnya, 'Oh iya, iya, nanti kami dukung. Sponsor segala macam.' Sudah membuat proposal, tetapi setelah itu enggak terdengar lagi. Mungkin dipikir apa sih pengamen," ungkapnya.
Nick Mamahit meninggal dunia pada 3 Maret 2004.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id