Mengusung konsep multi-lokasi dan multi-titik, Soundrenaline Sana Sini Jakarta menyebar ke tiga kawasan utama, yakni ASEAN District, Blok M District, dan Istora District. Konsep tersebut menghadirkan pengalaman festival yang lebih dekat dan personal.
Pengalaman unik ini juga dirasakan langsung oleh para musisi. White Shoes & The Couples Company mengaku menikmati format baru Soundrenaline Sana Sini yang membawa mereka tampil di berbagai kota dan ruang.
“Pengalamannya menyenangkan karena ini pertama kalinya kami melihat Soundrenaline dengan konsep yang berbeda dari sebelumnya. Kami bisa langsung bertemu audiens di lingkungan mereka sendiri. Kami bisa melihat environment dan budaya mereka, dari datang, makan kuliner khas, sampai melihat bagaimana mereka menikmati musik,” ujar mereka.
ASEAN District yang berlokasi di Taman Kota Peruri menghadirkan suasana hangat dan reflektif. Ruang terbuka ini menjadi titik temu beragam spektrum musik, mulai dari indie, pop, hingga eksplorasi tradisi, dengan atmosfer yang intim dan akrab. Sejumlah penampil seperti The Cottons, The Lantis, Basajan, Ali, Galdive, hingga kolaborasi Isyana Sarasvati x Kasimyn menciptakan dialog musikal lintas genre dan generasi.
Kolaborasi Isyana Sarasvati dan Kasimyn menjadi salah satu sorotan utama. Isyana menampilkan sisi musikal yang lebih eksploratif dalam proyek kolaboratif ini.
“Ini adalah salah satu kolaborasi idamanku. Akhirnya bisa terwujud di panggung Soundrenaline. Penampilanku dengan Kasimyn di sini lebih agresif dengan cara yang berbeda, secara musik, visual, tema, dekorasi, yang semoga lebih menggugah,” ujar Isyana.
Isyana juga menilai konsep Soundrenaline tahun ini memberikan pengalaman baru bagi penonton. "Penonton jadi bisa menikmati berbagai macam rasa musik yang berbeda-beda di setiap lokasi, memberikan pengalaman yang baru dan berbeda. Konsepnya patut dilanjutkan karena menarik banget,” lanjutnya.
Masih di ASEAN District, konser tribut soundtrack film Janji Joni menjadi momen emosional yang berkesan. Dikurasi oleh Nikita Dompas, konser ini mempertemukan para pengisi soundtrack film tersebut seperti Sari dari White Shoes & The Couples Company, Ario dan Ale dari The Adams, Marcell Thee, Bilal Indrajaya, hingga David Tarigan.
David Tarigan, pengamat musik sekaligus penggagas Irama Nusantara, menyebut konser ini sebagai perayaan yang langka.
“Memang tidak pernah dibikin sebuah perayaan sebelumnya. Semenjak filmnya rilis pun sebenarnya tidak pernah ada show khusus yang menampilkan para pengisi soundtracknya. Jadi ini sekalian menjadi ajang 20 tahunnya Janji Joni,” ujarnya.
Sementara Ale dari The Adams mengaku terkejut dengan antusiasme audiens yang ikut bernyanyi hampir di setiap lagu. “Jadi penonton hampir setiap lagu tuh mereka nyanyi loh. Gue juga bingung, jadi kayak ‘Wah, oke banget ya ternyata’.”
Malam di ASEAN District ditutup oleh penampilan eksklusif POND, band asal Australia, yang menjadikan Soundrenaline Sana Sini sebagai satu-satunya panggung Asia mereka sepanjang 2025. Selain itu, area ini juga diramaikan oleh The Space melalui Quartery Merchandise Market yang menghadirkan merchandise eksklusif, kolaborasi visual, serta sesi temu penggemar.
Blok M District tampil sebagai pusat eksplorasi skena urban. Berlokasi di COMA Jakarta, Krapela, dan M Bloc Live House, kawasan ini merayakan keberagaman musik kota dengan menghadirkan Andien, Teddy Adhitya, Soundwave feat. Teza Sumendra, serta nama-nama alternatif seperti The Panturas x Tarawangsawelas, Kelompok Penerbang Roket, Grrrl Gang, dan Lomba Sihir.
Di kawasan ini pula, THE LAB hadir sebagai ruang diskusi kreatif melalui music talks, hearing session, dan workshop. Aktivitas The Space semakin memperkaya pengalaman pengunjung lewat Press Print Party, Photo Walk Ramean, dan JICAF yang menampilkan pasar kreatif, silkscreen langsung, serta workshop zine.
Sementara itu, Istora District menawarkan nuansa yang lebih intim dan emosional. Bertempat di Bengkel Space dan Lucy in the Sky, district ini menghadirkan Bilal Indrajaya & The Gentlemen, Pamungkas, Sal Priadi, Bernadya, Barasuara, hingga Treeshome.
Treeshome, grup folk-etnik asal Maluku Utara, menyebut Soundrenaline sebagai panggung penting bagi musisi dari wilayah timur Indonesia.
Dimensi internasional festival ini diperkuat dengan penampilan Peter Bjorn and John. Trio indie pop asal Swedia tersebut untuk pertama kalinya tampil di Jakarta dengan membawakan set khusus album Writer’s Block.
“Kami belum pernah main di sini sebelumnya. Kejutannya bagi penonton Indonesia adalah kami ada di sini. Kami berharap bisa kembali lagi ke Indonesia,” ungkap mereka.
Pandangan dari industri global juga datang dari Max Thomas, kurator Secretly Distribution, yang melihat potensi besar dalam festival ini.
“Saya sudah melihat begitu banyak musik dalam tiga hari terakhir yang tidak akan pernah saya temukan sendiri. Festival ini sangat membantu. Saya melihat beberapa artis yang menurut saya bisa bekerja dengan baik secara internasional, seperti Murphy Radio dan Isyana Sarasvati. Bermain di acara seperti ini sudah menempatkan mereka di radar internasional,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News