Portura (Foto: dok. Lintas Resonan)
Portura (Foto: dok. Lintas Resonan)

Lintas Resonan Dimulai dari Semarang, Hadirkan Band Portura yang Terdiri dari Iga Massardi hingga Baskara Putra

Agustinus Shindu Alpito • 02 Desember 2025 16:57
Jakarta: Lintas Resonan resmi memulai perjalanan perdananya dari Semarang, tepatnya pada 11 Desember 2025 di Borsumy Heritage. Kota ini menjadi pintu masuk bagi gelombang awal semangat “Meretas Batas,” sebuah dorongan yang sejak 2024 terus dihidupkan untuk membuka ruang-ruang baru dalam ekosistem kreatif Indonesia. Melalui inisiasi People of the Right Project, program ini dirancang sebagai wadah yang mempertemukan para kreator, mendukung pertumbuhan, serta menciptakan kolaborasi lintas disiplin di setiap kota tujuan.
 
Sebagai sebuah platform, Lintas Resonan tidak hanya memberikan ruang bagi musisi tampil di panggung, namun juga menghadirkan diskusi tentang kondisi dan isu relevan dalam dunia kreatif yang berkembang di tiap daerah.
 
“Lintas Resonan tidak hanya berfokus pada musik semata, tetapi juga semangat untuk bersama-sama membangun industri kreatif lintas disiplin. Ada semangat dalam program-program kami, termasuk sesi podcast yang akan membahas isu-isu esensial di setiap kota dalam konteks seni dan industri kreatif,” Iksal Harizal dari People of the Right Project.
 
Salah satu sorotan utama tahun ini adalah kemunculan Portura, sebuah unit musik yang diciptakan khusus untuk tampil di empat kota yang dikunjungi. Formasinya terdiri dari Iga Massardi (Barasuara), John Paul Patton atau Coki (Kelompok Penerbang Roket, ALI), Fathia Izzati (Reality Club), Bilal Indrajaya, Enrico Octaviano (Lomba Sihir), dan Baskara Putra (Hindia, .Feast). Portura berdiri bukan sebagai kumpulan nama besar semata, tetapi sebagai simbol eksplorasi kreatif yang menjadi ruh dari Lintas Resonan itu sendiri.

“Apa yang bikin kami tertarik sama Lintas Resonan itu karena ruangnya bukan sekadar panggung tampil. Di sini kami merasa diajak untuk masuk ke percakapan yang lebih besar, tentang kota, tentang talenta lokal, tentang bagaimana musik bisa tumbuh bareng tanpa harus ada hierarki atau sekat-sekat. Kami datang sebagai bagian dari gerakan yang ingin bersama-sama mencari bentuk kreatif yang lebih dari apa yang pernah kami lakukan dan Semarang punya energi yang hangat sekaligus penuh kejutan, dan itu bikin kami ingin hadir dengan rasa ingin tahu, bukan hanya dengan repertoar. Harapannya, momen ini kita bersama-sama beresonansi dan tumbuh beriringan,” ungkap Iga Massardi.
 
Mengusung nilai pemberdayaan lokal, panggung Semarang turut menghadirkan band pop-punk Pyong Pyong, yang menjadi representasi talenta kota tersebut.
 
Selain pertunjukan musik, Lintas Resonan juga memperkuat programnya dengan live podcast yang membahas berbagai isu seputar seni dan industri kreatif. Mulai dari manajemen band, mempertahankan integritas artistik, hingga merespons tantangan industri yang terus bergeser. Forum ini dibuat bukan untuk menghasilkan jawaban tunggal, tetapi untuk memantik sudut pandang baru bagi audiens dan pelaku kreatif.
 
Setiap edisi pun dilengkapi pengalaman visual yang dipresentasikan oleh Arswandaru, perupa visual yang akan mengolah karakter tiap kota menjadi interpretasi visual yang menyatu dengan keseluruhan atmosfer acara.
 
Semarang menjadi kota pertama dari empat pemberhentian Lintas Resonan. Perjalanan kemudian akan berlanjut ke Bandung pada 8 Januari 2026, Tangerang pada 15 Januari 2026, dan ditutup di Jakarta pada 22 Januari 2026. Rangkaian ini bukan tur dalam pengertian tradisional, tetapi sebuah upaya merangkai resonansi ide dan kreativitas untuk menembus batas-batas lama.
 
Tiket program tersedia melalui situs lintasresonan.com seharga Rp100.000. Untuk penggemar Portura, tersedia pula paket bundling dengan merchandise eksklusif dalam jumlah terbatas. Informasi terbaru dapat diikuti melalui Instagram @lintas.resonan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan