Menurut Dedi, selama proses syuting, Gatot kerap berbuat seenaknya dan tidak profesional. Dedi pun tak ragu menyebut Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita sebagai film 'busuk.'
"Itu film busuk. Gatot susah disiplin, sangat berat. Janji jam 8, datang jam 3. Pas syuting adegan action baru satu shoot capek. Bagaimana mau jadi (film) bagus, kita sudah ilfeel (hilang feeling) dan kehilangan mood," ungkap Dedi Setiadi di Polda Metro Jaya, Jakarta seperti dikutip Antara, Rabu (14/9/2016).
Akibat kerjasama itu pula Dedi harus terseret kasus hukum yang menjerat Gatot. Selain terlibat masalah narkoba, ketua PARFI itu diketahui memiliki senjata api ilegal yang disebut digunakan untuk keperluan syuting film Azrax. Dedi dipanggil sebagai saksi.
Baca: Gatot Brajamusti Dikhawatirkan Cemari Nama PARFI
"Ribet, kacau, pusing, yang bukan kerjaan gue, ngapain coba gue ke sini? Buang waktu ke sini," keluh Dedi.
Pada kesempatan yang sama, Dedi mengulas awal perkenalannya dengan Gatot ketika masih menjadi sutradara serial televisi Jendela Rumah Kita di era 1980-an. Saat itu, Gatot meminta ikut seleksi salah satu pemain.
"Dia melamar di lokasi jadi pemain, karena dia bisa berkelahi, di-casting jadi penjahat yang ganggu Desi Ratnasari dan berantem sama Dede Yusuf," kenang Dedi.
Baca: Parfi dan Kepemimpinan Senyap Gatot Brajamusti
Dedi baru melihat Gatot kembali setelah terlibat dalam masalah Reza Artamevia. Bedanya, Gatot tampil sebagai penasihat spiritual kala itu.
Ketika bertemu lagi, Dedi pun diajak Gatot menyutradarai filmnya. Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita dirilis pada 2013 dan dibintangi oleh Gatot Brajamusti, Nadine Chandrawinata, Mario Irwinsyah. Reza Artamevia dan Elma Theana juga tampil di film itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News