Meski terbilang efisien dalam anggaran biaya, Mars Media selaku rumah produksi tak mau melupakan kualitas. Penayangan perdana yang bertepatan dengan momentum 200 tahun Perang Jawa ini menghidupkan kembali kisah heroik Pangeran Diponegoro dengan detail visual dan narasi yang belum pernah ada sebelumnya.
"Lagi ramai bikin film dengan biaya besar, kami buat film ini dengan biaya 200 juta dalam satu bulan. Kami bentuk tim, mana yang cocok di perang, mana yang cocok di drama, mana yang cocok di kelahiran," kata King Bagus di Jakarta.
Sementara itu, CEO Mars Media, Koni menyebut perkembangan teknologi tidak bisa dibendung dan harus dimanfaatkan untuk tujuan positif. Dia melihat AI akan menjadi alat penting untuk membuka peluang baru bagi para kreator film. Dengan memanfaatkan AI, para pembuat film dapat menciptakan karya-karya edukatif yang menarik dan relevan untuk penonton masa kini.
"Momentum 200 tahun Perang Jawa menjadi inspirasi besar. AI membantu kami menghadirkan dunia masa lalu dengan akurasi historis yang sulit dicapai sebelumnya," katanya.
baca juga:
|
Tim produksi memanfaatkan kecerdasan buatan untuk merekonstruksi perjuangan Pangeran Diponegoro yang gigih selama Perang Jawa (1825–1830) melawan kolonial Belanda. Teknologi ini memungkinkan mereka untuk menciptakan kembali suasana kota, medan perang, hingga karakter tokoh dengan tingkat detail yang sangat tinggi, memadukan riset sejarah mendalam dengan kekuatan sinema modern.

Dengan durasi 30 menit, teknologi memungkinkan para pembuat film untuk merancang adegan-adegan epik yang mungkin sulit dan mahal jika dilakukan dengan metode tradisional. Film ini membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif, termasuk melestarikan dan memperkenalkan kembali sejarah bangsa kepada generasi muda.
"Perkembangan teknologi tidak bisa dibendung. Kita harus memanfaatkannya untuk tujuan positif, termasuk membuka peluang bagi siapa pun yang ingin menjadi creator film," ujar Koni.
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa dapat disaksikan secara gratis melalui platform usky.ai. Cak Lontong yang menyaksikan film ini merasa perkembangan teknologi di dunia film justru mempermudah kerja sineas.
"Saya rasa teknologi AI bukan ancaman di dunia film. Di era sekarang memang eranya tehnologi AI, termasuk penerapannya di dunia film," ujar Cak Lontong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id