Donald Trump (Foto: Instagram/@whitehouse)
Donald Trump (Foto: Instagram/@whitehouse)

Donald Trump Ingin Terapkan Tarif 100% untuk Film Asing, Sebut Ancaman bagi Keamanan Nasional

Agustinus Shindu Alpito • 05 Mei 2025 13:20
Jakarta: Donald Trump, kembali membuat kehebohan di dunia hiburan dan politik. Lewat platform media sosial miliknya, Truth Social, pada Minggu, April 2025, mengumumkan bahwa ia akan “memberi wewenang” kepada Departemen Perdagangan dan Perwakilan Dagang AS untuk menerapkan tarif 100 persen terhadap semua film yang diproduksi di luar negeri.
 
Trump menyebut film-film dari luar negeri sebagai "ancaman bagi keamanan nasional" Amerika Serikat. Ia menilai bahwa produksi asing tidak hanya menarik pembuat film untuk keluar dari AS, tapi juga membawa pesan-pesan dan propaganda yang menurutnya merugikan negara.
 
“Industri film di Amerika SEDANG SEKARAT dengan sangat cepat,” tulis Trump dikutip dari Variety. 

“Negara lain memberikan berbagai insentif untuk menarik pembuat film dan studio kita meninggalkan Amerika. Hollywood dan banyak wilayah lain di AS sedang hancur. Ini adalah upaya bersama dari negara lain dan, oleh karena itu, menjadi ancaman keamanan nasional.” 
 
“Kami ingin film dibuat di Amerika lagi!,” tegasnya.
 
Baca juga: Tom Cruise Bocorkan Rahasia Bisa Syuting Adegan Berbahaya di Mission: Impossible

Pengumuman ini langsung mengejutkan industri perfilman. Sejumlah petinggi studio dilaporkan segera mengadakan rapat darurat untuk memahami dampaknya. Hingga kini, belum jelas apakah Trump secara hukum memiliki wewenang untuk menerapkan tarif semacam itu, serta bagaimana penerapannya dalam praktik, terutama bagi film-film Hollywood yang memang banyak melakukan syuting di luar negeri.
 
Film-film besar seperti Avatar, The Avengers, dan Mission: Impossible dikenal rutin mengambil gambar di luar negeri. Beberapa negara seperti Kanada, Inggris, Australia, dan Hungaria menjadi pilihan populer karena menawarkan insentif pajak dan lokasi yang menarik. 
 
Bahkan film seperti James Bond dikenal karena keunikan lokasi syutingnya yang tersebar di berbagai negara.
 
Pihak studio juga mempertanyakan apakah film yang sudah selesai diproduksi atau masih dalam proses akan mendapatkan pengecualian dari tarif ini. Tak hanya itu, kebijakan ini dianggap membingungkan karena Trump hanya menyasar film layar lebar, sementara produksi televisi yang juga banyak dilakukan di luar negeri tidak disebutkan sama sekali.
 
Langkah ini diumumkan hanya seminggu sebelum Festival Film Cannes dimulai sebuah ajang penting di mana banyak film dari Amerika mencari pembeli untuk distribusi internasional. Kini, para eksekutif studio diperkirakan akan menghadapi banyak pertanyaan dari mitra luar negeri yang mungkin mulai ragu untuk bekerja sama.
 
Sebelumnya, Trump juga sempat menunjuk aktor Sylvester Stallone, Mel Gibson, dan Jon Voight sebagai “duta khusus” untuk industri film Amerika. Namun, belum ada langkah konkret yang dilakukan ketiganya sejak penunjukan pada Januari lalu.
 
Meski Trump menyebut industri film sedang sekarat, faktanya box office Amerika Serikat menunjukkan tren positif pada 2025. Pendapatan domestik meningkat 15,8 persen dibanding tahun 2024, didorong oleh film-film populer seperti A Minecraft Movie, Sinners, dan Thunderbolts.
 
Namun demikian, dari sisi produksi, industri ini memang masih berjuang pulih setelah mogok massal para aktor dan penulis pada 2023. Jumlah produksi film dan acara televisi di AS turun 40 persen sejak kesepakatan damai dicapai. Di saat yang sama, banyak perusahaan media melakukan pemangkasan biaya besar-besaran, yang turut berdampak pada pengurangan jumlah proyek film dan program televisi yang dikerjakan.
 
Baca juga: Polisi Tangkap Dua Pelaku Teror Bom Konser Lady Gaga di Brasil

 
(Nithania Septianingsih)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan