Dalam film tersebut, Tom Cruise yang berperan sebagai Ethan Hunt berpegangan pada sayap pesawat biplan tahun 1940-an di udara. Dia lalu merangkak di sepanjang sisi logam, sementara pegunungan Drakensberg di Afrika Selatan tampak di bawahnya.
Kepada People, aktor berusia 62 tahun itu mengatakan selalu siap menghadapi tantangan, melakukan aksi ini dengan senang hati. Namun, ia perlu sarapan dalam porsi besar terlebih dahulu sebelum melakukan adegan berbahaya.
“Saya benar-benar makan sarapan dalam porsi besar. Jumlah energi yang dibutuhkan, saya berlatih sangat keras untuk aksi berjalan di atas sayap. Saya akan makan seperti, sosis dan hampir selusin telur dan daging, roti panggang, kopi dan cairan,” jelas Tom Cruise.
Baca juga: Adegan Ekstrem Tom Cruise di Trailer Mission Impossible 8 |
Meskipun membahayakan, Tom Cruise mengaku sejak kecil selalu takjub ketika melihat pesawat terbang. Oleh karenanya, adegan merangkak di sayap pesawat merupakan sesuatu yang ia cita-citakan.
“Saya ingat pernah melihat rekaman lama tentang terbang dengan sayap. Pesawat itu hanya melaju dengan kecepatan 40 atau 50 mil per jam. Pesawat ini melaju lebih dari 120 mil per jam. Saat berada di luar sana, saya menyadari bahwa hal itu membuat kamu takjub,” katanya.
“Mission: Impossible - The Final Reckoning” juga punya adegan berbahaya lain, yakni Tom Cruise berguling di sekitar tangki air raksasa. Tangki tersebut dibuat mirip bagian dalam kapal selam yang kebanjiran. Ia melakukannya tanpa masker selam supaya penonton dapat melihat wajahnya secara jelas.
Baca juga: Aksi Tom Cruise Warnai Penutupan Olimpiade Paris 2024 |
“Anda tidak akan merasa terhubung dengan karakternya jika saya menggunakan masker dan alat bantu pernapasan di mulut saya,” jelas Cruise.
“Untungnya, ketika kamu menerbangkan pesawat jet, kamu berlatih untuk menghadapi hipoksia dan penumpukan karbon dioksida. Kamu mulai bisa merasakan tubuh kamu dan bagaimana reaksinya sehingga saya tahu kapan harus berhenti,” lanjutnya.
Sang bintang telah membintangi total delapan film “Mission: Impossible”. Untuknya, film tersebut bukan sebuah pekerjaan, melainkan identitas dirinya. Ia selalu memiliki momen-momen untuk bersyukur atas karyanya.
“Di Mission, jika itu mudah, saya kira kami tidak akan mau melakukannya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News