Pada awalnya, Joko Anwar sedang menyampaikan kesuksesan dari film Jelangkung (2001) yang telah berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Film tersebut mampu menarik hingga satu juta penonton.
Menurutnya, hal itu yang membuat banyak produser film yang ingin mengikuti jejak kesuksesan Jelangkung. Meski begitu, tidak banyak film horor Indonesia yang dibuat dengan keahlian yang tinggi.
"Banyak sekali produser film mencoba mengikuti kesuksesannya (film Jelangkung). Namun sayangnya sangat sedikit dibuat dengan craftsmanship yang tinggi," ucap Joko Anwar dalam Space di akun X, @jokoanwar, Sabtu, 16 Maret 2024.
baca juga: Siksa Kubur Tayang Bareng Film Badarawuhi Lebaran 2024, Ini Kata Joko Anwar |
Ia mengatakan bahwa film horor dibuat dengan keahlian yang rendah. Pasalnya ada gimik yang sebenarnya tidak perlu dimasukkan ke dalam sebuah film horor.
"Muncul lah film-film horor dengan craftsmanship yang sangat rendah dengan gimik-gimik yang nggak perlu," kata Joko Anwar.
Salah satunya gimik yang dimaksud adalah dengan meminta seorang bintang porno wanita untuk membintanginya. Ada juga film yang menggunakan judul menarik, tetapi itu mengandung unsur yang bisa meningkatkan hasrat bagi para penonton.
"Misalnya, dengan cara meng-hire porn actress dari luar negeri atau dengan judul yang enticing yang seolah-olah ini adalah film horor yang ada (adegan) seksnya, padahal nggak," ujar Joko Anwar.
Diketahui bahwa jenis film horor yang telah disebutkan itu berada pada periode 2000-2010. Sementara untuk saat ini, Joko Anwar menyebut bahwa film horor Indonesia sedang memasuki era keemasan atau golden age yang dimulai sejak 2017 lalu.
Joko Anwar menjadi salah satu filmmaker yang telah menyumbang karyanya di era keemasan film horor Indonesia. Mulai dari Pengabdi Setan (2017), Perempuan Tanah Jahanam (2019), Pengabdi Setan 2: Communion (2022), hingga yang terbaru yakni Siksa Kubur (2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News