Dalam wawancaranya bersama Jim Acosta di podcast Substack, Penn menyebut bahwa Trump berpotensi melakukan tindakan ekstrim untuk mempertahankan kekuasaan.
Wawancara tersebut awalnya membahas film terbaru Penn, Words of War, hingga kemudian menyinggung Presiden El Salvador, Nayib Bukele, yang menyebut dirinya sebagai “diktator terkeren di dunia”. Obrolan itu berkembang menjadi diskusi mengenai kemungkinan Trump mencoba tetap berkuasa meski masa jabatannya telah berakhir.
"Kita perlu mempertimbangkan skenario terburuk," ujar Sean Penn dalam wawancara tersebut.
“Trump mungkin akan mencoba menghancurkan dunia sebelum dia menua dan ajal menjemputnya,” lanjutnya.
Penn bahkan menyamakan Trump dengan sosok pasangan posesif yang rela melakukan kekerasan jika tidak bisa memiliki orang yang dicintainya. “Saya pikir Donald Trump, dengan egonya, mungkin memiliki hubungan seperti itu dengan dunia. Ia bisa saja menghancurkannya sebagai bentuk permainan kekuasaan dan mungkin juga sebagai pelarian terakhirnya,” ujar Penn.
Anggota Kongres Eric Swalwell, yang juga menjadi produser eksekutif Words of War dan hadir sebagai bintang tamu di podcast yang sama, turut menyuarakan keprihatinannya. Menurutnya, jika Trump merasa tidak ada yang mampu melindunginya, maka ia bisa nekat melakukan apapun demi menyelamatkan diri.
Baca juga: Tantri Curhat Tak Bisa Nyanyikan Lagu Kotak Ciptaan Posan di Sidang MK |
“Yang saya khawatirkan, jika dia merasa tidak ada yang bisa melindunginya, dia akan meningkatkan tindakannya terhadap negara ini untuk menyelamatkan dirinya,” ujar Swalwell. Ia juga menekankan pentingnya peran lembaga demokrasi dalam menahan potensi tindakan Trump: “Satu-satunya harapan kita adalah Kongres yang berani mengawasi, media yang berani mengungkap, pengadilan yang independen, dan masyarakat yang berani bersuara lantang mengatakan ‘tidak.'”
Komentar kontroversial ini muncul di tengah situasi politik dan ekonomi Amerika Serikat yang terus memanas. Baru-baru ini, Trump kembali menjadi sorotan karena mengumumkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap film yang diproduksi di luar AS. Meski belum jelas apakah kebijakan ini hanya berlaku untuk film asing atau juga mencakup produksi AS yang sebagian syutingnya di luar negeri, kebijakan ini sudah memicu kekhawatiran luas di industri hiburan.
Tak hanya film, tarif tersebut juga berdampak besar pada sektor musik dan gim. Harga saham perusahaan radio besar seperti iHeartMedia dan Cumulus Media anjlok lebih dari 10 persen. Bahkan, peluncuran Nintendo Switch 2 harus ditunda karena imbas tarif ini. Asosiasi industri gim Amerika, Entertainment Software Association (ESA), menyebut langkah ini bisa berdampak buruk bagi industri: “Kebijakan ini akan memberikan dampak nyata dan merugikan pada dunia gim.”
Lebih jauh lagi, Trump juga menandatangani perintah eksekutif untuk menghentikan pendanaan federal kepada dua media publik, NPR dan PBS, yang ia sebut sebagai media "berpihak".
Dengan situasi politik yang terus berkembang dan kebijakan ekonomi yang kontroversial, kekhawatiran yang diungkapkan oleh Sean Penn dan Eric Swalwell tampaknya tidak muncul tanpa alasan.
Baca juga: Luna Maya dan Maxime Bouttier Resmi Menikah |
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News