Film Merawat Ingatan dari Nazri Fahmi Sitompul memenangkan kategori Film Terbaik, juga kategori Sinematografi Terbaik. Film ini dipilih berdasarkan keputusan lima juri.
"Yang paling menarik dari film ini adalah kesederhanaan simbol, kesederhanaan bahasa, kesederhanaan visual, apapun itu tetapi kemudian pemaknaannya dalam banget," kata Eugene Panji dalam jumpa pers virtual, Kamis 10 September 2020.
Nazri Fahmi Sitompul menjelaskan, film Merawat Ingatan berangkat dari kisah teman yang memiliki mbah keturunan veteran. Mbah, seorang janda dari veteran memiliki tradisi khusus mengenang suaminya. Tradisi mbah merupakan bentuk lain memaknai kemerdekaan.
"Di sini ingin menceritakan bahwa apa sih makna dari 17 Agustus bagi setiap orang dan kami ingin mengangkat dari sisi lain makna dari kemerdekaan itu sendiri yaitu dari mbah, janda seorang veteran, karena setiap 17 Agustus dia mengujungi upacara bendera sebagai bentuk mengingat suaminya yang dulu pernah ikut memperjuangkan kemerdekaan," terang Nazri.
Pemenang kategori Cerita atau Skenario Terbaik diraih M. Rizal Hanun dengan film pendek Bunga untuk Pejuang. Penghargaan juga diberikan kepada kategori Film Pilihan Publik yakni Aulia Asad Aroma dengan film Tiang Bendera.
Sekjen Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti mengapresiasi karya anak-anak muda yang berpartisipasi dalam Lomba Film Pendek dari PFN. Berangkat dari kompetisi ini, Niken berharap lahir content creator baru dari Tanah Air.
"Era digital seperti sekarang ini di mana digitalisasi khususnya content creator mempunyai tempat yang luar biasa pada saat digitalisasi berkembang baik di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Karena content creator, produksi audio visual atau broadcasting menjadi dominasi dari perkembangan dunia digital kita," kata Niken.
Dia berharap, anak-anak muda dapat menanamkan nilai kebangsaan dalam berkarya. Melihat laju budaya pop Korea yang kini mendunia, Niken optimistis Indonesia juga pasti bisa.
"Kalau bangsa Korea mereka mampu menciptakan film-film, industri pop, tapi dengan menanamkan nila-nilai kebangsaan kita pasti bisa saya yakin," kata Niken.
Lomba Film Pendek dari PFN tahun ini mengambil tema Nasionalisme dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. Peserta diberi kebebasan mengangkat genre dengan durasi maksimal 3 menit 10 detik diunggah ke YouTube pribadi.
Lima juri yang menilai hasil karya Lomba Film Pendek yakni Staf Khusus Menteri Bidang Digital dan Industri Kreatif Kemenparekraf Ricky Joseph Pesik (Ketua Dewan Juri), Sekjen Kemenkominfo Rosarita Niken Widiastuti, Direktur Utama PFN Judith J. Dipodiputro, Sineas Eugene Panji, dan Sineas Irfan Ramli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News