“Pemilihan dua film itu kami lakukan dengan pertimbangan matang,” kata Sekjen PPFI, Zairin Zain, seperti dikutip Antara, Kamis 2 Januari 2020.
Menurut Zairin kedua film, baik Kucumbu Tubuh Indahku karya Garin Nugroho dan Ambu karya Farid Dermawan memiliki pendekatan seni kreatif yang berbeda. Kedua film itu juga dianggap paling dekat mewakili unsur Indonesia.
Dia mendetil, Kucumbu Tubuh Indahku dinilai menampilkan gambar yang estetik. Film tersebut juga membeberkan sub-budaya soal kompleksitas seksualitas, dengan pendekatan simbolis.
Sedangkan film Ambu, menurut Zairin, menukil persoalan alkukturasi suku Badui yang merupakan salah satu suku paling ketat berinteraksi dengan budaya luar. Ambu juga dinilai memiliki cerita menarik yang dikemas dengan sinematografi yang menawan.
Sementara itu, sutradara Ambu, Farid Dermawan, mengaku bangga film perdananya menjadi wakil Indonesia di APFF. Dia merasa sangat terhormat.
“Jadi tema (film Ambu) itu universal, dengan balutan Indonesia. Itulah sebabnya, terlepas dari hasilnya bagaimana, saya merasa sangat bangga (bisa mewakili Indonesia)," beber Farid.
Keikutsertaan Indonesia di ajang APFF tidak terlepas dari sejarah PPFI sebagai salah satu pendiri sekaligus anggota Federation of Motion Pictures Producers in Asia Pacific (FPA) yang didirikan tahun 1953. FPA mulai menyelenggarakan APFF di Tokyo, dan diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di 22 negara anggota sejak setahun kemudian.
Adapun Indonesia sudah beberapa kali menyabet gelar terhormat dalam festival ini. Tahun lalu, aktor Reza Rahadian terpilih sebagai aktor terbaik. Senentara tahun 1998 film karya Garin Nugroho Daun di Atas Bantal juga pernah meraih predikat sebagai film terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id