Vino G Bastian sebagai Wiro Sableng (Foto: Lifelike Pictures)
Vino G Bastian sebagai Wiro Sableng (Foto: Lifelike Pictures)

Wiro Sableng Jadi Ajang Pembuktian Seniman CGI Indonesia

Purba Wirastama • 28 Agustus 2018 10:03
Jakarta: Film Wiro Sableng produksi Lifelike Pictures diklaim melibatkan 99 kru dalam departemen efek visual atau VFX. Pengarah kreatif VFX Kelik Wicaksono menyebut bahwa film fantasi seperti Wiro Sableng ini adalah proyek yang sudah mereka tunggu-tunggu sebagai ajang pembuktian kemampuan seniman CGI (computer-generated imagery) Indonesia. 
 
Film ini berdurasi akhir 123 menit dan punya porsi efek visual cukup banyak. Menurut Kelik dan tim, ada sekitar 780 shot atau gambar yang butuh modifikasi efek visual dalam tahap pasca-produksi, mulai dari yang ringan seperti menghilangkan kawat dan meluruskan pedang, hingga yang berat seperti mengganti gambar latar belakang. 
 
Salah satu bagian paling menantang adalah adegan yang melibatkan tokoh Wiro Sableng (Vino G Bastian), Anggini (Sherina Munaf), Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarazi), dan Kala Hijau (Gita Arifin). 

"Kala Hijau itu bisa menduplikasi diri, bisa menghilang – secara teknis sulit dan sangat memakan waktu. Kami juga enggak pakai teknik sembarangan, itu yang biasa digunakan di Hollywood juga," kata Kelik usai pemutaran terbatas Wiro Sableng untuk media di XXI Epicentrum Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.
 
"Sebenarnya, semua pihak CGI itu menunggu film seperti ini dibuat, menunggu kenekadan PH (rumah produksi) karena sejauh ini – mungkin beberapa film yang pakai CGI itu bisa dibilang mengecewakan, ada kekhawatiran dari kalangan PH untuk melibatkan CGI di dalam film," ungkapnya.
 
Sebelum bergabung dan mengajak puluhan rekan sesama CGI artist, Kelik sudah mendengar kabar proyek film Wiro Sableng dan mengintip desain produksi yang telah disiapkan. Dia melihat desain produksi ini sangat menarik untuk diolah dari segi efek visual. Pada akhirnya, dia bergabung dan memimpin proses kreatif departemen VFX. 
 
"Bersyukur, saya mewakili semua tim CGI, karena bukan tim saya saja, tetapi berbagai kota, bahkan ada beberapa tim freelancer yang terlibat. Mungkin hampir semua orang CGI di Jakarta ditarik ke sini. Banyak PH yang mengeluh juga (karena sulit mencari seniman CGI yang luang)," ujar Kelik.
 
"Mungkin ini PR (pekerjaan rumah) juga buat orang CGI, buat meyakinkan orang Indonesia, bahwa kita bisa kok bikin yang bagus," lanjutnya. 
 
Wiro Sableng diadaptasi dari novel seri bertajuk sama karya Bastian Tito. Sheila Timothy menjadi produser sekaligus menulis naskah bersama Tumpal Tampubolon dan Seno Gumira Ajidarma. Angga Dwimas Sasongko menjadi sutradara. Produksi dan distribusi adalah hasil kerja sama Lifelike Pictures dan Fox International Production.
 
Film ini berkisah tentang Wiro (Vino G Bastian), pendekar murid Sinto Gendeng (Ruth Marini) yang diutus gurunya untuk meringkus Mahesa Birawa (Yayan), bekas murid yang berkhianat. Dalam perjalanan, Wiro bertemu dan terlibat petualangan seru dengan dua sahabat baru, yaitu Anggini (Sherina) dan Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarari).
 
Wiro Sableng akan dirilis di bioskop Indonesia pada 30 Agustus 2018.
 


 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan