Rachmat Kurniawan Idrus dan Azyd Aqsha Madani (Foto: Instagram/atlantismussels)
Rachmat Kurniawan Idrus dan Azyd Aqsha Madani (Foto: Instagram/atlantismussels)

Bangga! Mahasiswa Kampus di Tangerang Menang Festival Film di Perancis

Rafi Alvirtyantoro • 05 Maret 2025 17:39
Jakarta: Film pendek The Atlantis Mussels sedang mencuri perhatian publik setelah memenangkan kategori Best ShortDoc di Megacities-ShortDocs Film Festival 2024. Itu merupakan karya dokumenter asal Indonesia yang mengangkat isu lingkungan tentang kota Jakarta yang berpotensi tenggelam pada tahun 2030-an.
 
Rachmat Kurniawan Idrus, sutradara dan penulis skenario film pendek The Atlantis Mussels, mengatakan karya tersebut digarap dari keisengannya bersama sang produser, Azyd Aqsha Madani. Saat itu, ia mengetahui bahwa Megacities-ShortDocs Film Festival 2024 sedang membuka pendaftaran dan mencoba mengirimkan karya buatannya.
 
“Sebenarnya berawal dari iseng aja sih. Aku bersama produserku, temanku, itu nggak tahu mau ngapain waktu itu (awal 2024). Kebetulan aku melihat ada pemberitahuan kalau ada festival lagi nih. ‘Bikin yuk, bikin yuk.’ Jadi aku sama teman aku tuh kayak, ‘yaudah, ayo deh kita coba-coba aja’,” ungkap Rachmat Kurniawan Idrus kepada Medcom.id melalui sambungan telepon, pada Rabu, 5 Maret 2025.

 
Baca juga: Film Dokumenter Palestina Pemenang Oscar 2025 Tayang di Indonesia

 
Setelah melewati rangkaian proses penilaian dari juri internasional, film pendek The Atlantis Mussels pun diumumkan masuk ke dalam nominasi dan meraih juara untuk kategori The Best ShortDoc. Sebagai hadiahnya, tim produksi film The Atlantis Mussels mendapatkan sertifikat dan uang senilai 1000 euro atau Rp17,3 juta, yang rencananya akan digunakan untuk proyek selanjutnya.
 
Rachmat mengaku tidak menyangka karya buatannya bisa mendapatkan pengakuan dari festival film internasional. Ia bersama teman-temannya pun tidak bisa menahan rasa senangnya itu.
 
“Pada saat itu kita lagi ngedit (proyek lain), kita tiba-tiba dapat kabar, dapat telepon. (Pihak festival) ‘halo dengan Azyd Aqsha. Kami mau mengabarkan kalau selamat film kamu (The Atlantis Mussels) dapat penghargaan sebagai Best ShortDoc di Megacities-ShortDocs’,” ujar Rachmat.
 
“Itu senangnya minta ampun sih. Kami setelah itu kayak, ada kayaknya kita berapa jam tuh kayak lompat-lompat mulu gitu. Nggak nyangka gitu, lho,” tambahnya.
 
Film berdurasi 4 menit itu mendapatkan kesempatan untuk tayang dalam acara penghargaan yang digelar di Paris, Perancis, pada 23 Mei 2024. Pihak festival juga mengundang perwakilan untuk datang ke acara tersebut, tetapi akomodasi yang ditanggung hanya satu orang saja.
 
Awalnya hanya Azyd Aqsha saja yang akan berangkat ke Paris. Namun Rachmat yang masih berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pun mendapatkan bantuan akomodasi dari kampusnya agar menjadi perwakilan untuk menemani rekannya itu.
 
“Yang dibiayai sebenarnya untuk satu orang. Tapi karena kampus aku UMN, Universitas Multimedia Nusantara, itu ngebantu aku untuk ngebiayain ke sananya. Jadi kami berdua ke sana,” ujar Rachmat.
 
Selain mendapatkan uang, sertifikat, dan penayangan dalam acara penghargaan di Paris, film The Atlantis Mussels juga mendapatkan kesempatan untuk tayang di 9th Positive Cinema Week, bagian dari Festival Film Cannes 2024. Rachmat dan Azyd pun turut hadir untuk memperkenalkan karyanya kepada pihak yang hadir dalam festival bergengsi tersebut.
 
Rachmat mengungkap bahwa salah satu faktor kemenangan film The Atlantis Mussels di Megacities-ShortDocs Film Festival 2024 karena isu yang diangkat menarik dan berkaitan dengan perubahan iklim.
 
“Salah satu faktornya (bisa menang) adalah karena yang pertama memang isunya sih. Kata mereka isu ini tuh salah satu isu yang menarik apalagi berkaitan dengan climate change (perubahan iklim). Terus yang kedua, kalau mereka sih menganggap filmnya bagus ya, kayak sinematik,” ungkap Rachmat.
 
Bahkan film tersebut pun mendapatkan respons yang positif dari sineas yang datang menontonnya di 9th Positive Cinema Week Festival Film Cannes 2024. Beberapa dari mereka menilai bahwa efek yang digunakan dalam film The Atlantis Mussels terlihat sangat realistis.
 
“Kami ketika ngobrol sama sutradara-sutradara sana. Mereka nonton film kami, kan ada scene yang pakai 3D, mereka tuh ngira itu bukan 3D,” tutur Rachmat.
 
 
Baca juga: Joko Anwar Ungkap Pesan Mendalam Film Pengepungan di Bukit Duri

 
Selain Megacities-ShortDocs Film Festival dan 9th Positive Cinema Week di Festival Film Cannes 2024, The Atlantis Mussels telah melakukan penayangan di berbagai festival film internasional pada sepanjang 2024 lalu. Mulai dari Digital Artifex Film Festival (17 Maret), Earth Stories Film Festival (22 April), Bali International Film Festival (6 Juni), Saratov Sufferings Film Festival (5 September), One Earth Film Festival (22 September), hingga Vaasa Wildlife International Film Festival (25 September).
 
Saat ini, Rachmat bersama timnya sedang mencari sebuah platform yang bisa memberikan wadah untuk film The Atlantis Mussels ditayangkan kepada publik. Ia berharap karyanya tersebut bisa membuka pandangan masyarakat terhadap isu lingkungan, khususnya kota Jakarta.
 
“Harapan kami film The Atlantis Mussels ini ketika rilis nantinya bisa ngebuka pandangan orang-orang aja, kayak Jakarta udah sebahaya ini,” ujar Rachmat.
 
“Karena film ini empat menit, kami sih terbuka kalau ada yang mau invest (The Atlantis Mussels) jadi film panjang. Harapannya juga bisa membuat film panjang,” pungkasnya.
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan