Film Mungkin Kita Perlu Waktu (Foto:Adhya Pictures)
Film Mungkin Kita Perlu Waktu (Foto:Adhya Pictures)

Review Film Mungkin Kita Perlu Waktu

Rafi Alvirtyantoro • 12 Mei 2025 15:35
Jakarta: Film Mungkin Kita Perlu Waktu bisa menjadi kunci proses penyembuhan seseorang dari masalah dan trauma yang berlangsung cukup lama.
 
Film ini merupakan karya sutradara Teddy Soeriaatmadja yang diproduksi oleh Kathanika Films, Adhya Pictures, dan Karuna Pictures. Film Mungkin Kita Perlu Waktu menampilkan Lukman Sardi, Sha Ine Febriyanti, Bima Azriel, Tissa Biani, dan Naura Hakim.

Sinopsis Film Mungkin Kita Perlu Waktu

Ombak (Bima Azriel), seorang remaja laki-laki yang hidup dalam bayang-bayang duka mendalam setelah kepergian tragis kakaknya, Sarah (Naura Hakim), akibat kecelakaan.
 
Beberapa tahun berlalu, tetapi luka kehilangan itu masih terbuka lebar, terutama bagi sang ibu, Kasih (Sha Ine Febriyanti), yang belum mampu merelakan kepergian putri sulungnya. Ombak sendiri tak luput dari rasa bersalah yang menghantuinya, dan pernah mendorongnya pada jurang keputusasaan hingga melakukan percobaan bunuh diri.

 
baca juga: Tissa Biani dan Bima Azriel Jadi Pasangan HTS di Film Mungkin Kita Perlu Waktu

 
Di tengah pusaran kesedihan ini, Restu (Lukman Sardi), sang ayah dan kepala keluarga, berjuang keras untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya yang terancam runtuh.
 
Alih-alih menjadi sumber kekuatan, hubungan di antara Ombak, Restu, dan Kasih justru semakin renggang. Masing-masing dari mereka terperangkap dalam kesedihan masing-masing dan tembok bisu komunikasi tumbuh semakin tinggi di antara mereka.
 
Suasana rumah yang suram dan penuh kesedihan membuat Ombak merasa tidak betah. Ia mencari pelarian dan ketenangan di lapangan basket sekolah, tempat ia menghabiskan sebagian besar waktunya.
 
Di tengah rutinitasnya itu, perhatian Ombak tertuju pada Aleiqa (Tissa Biani), seorang teman sekelas yang sering terlihat di barisan kursi penonton saat ia bertanding basket. Hari demi hari, interaksi mereka semakin intens, dan benih-benih ketertarikan mulai tumbuh di antara keduanya. Aleiqa pun telah menyadari perasaan khusus yang dimiliki Ombak untuknya.
 
Kehadiran Aleiqa bagaikan setitik cahaya di tengah kegelapan yang menyelimuti hidup Ombak. Ia menemukan semangat baru, sebuah harapan yang telah lama hilang. Bahkan sang ayah menyadari perubahan positif pada putranya yang kini terlihat lebih ceria dan bersemangat dari biasanya.
 
Apakah Aleiqa benar-benar membantu Ombak melepaskan belenggu trauma dan rasa bersalah atas kematian Sarah yang selama ini membebaninya? Ataukah kehadirannya justru akan membuka luka lama atau bahkan membawa masalah baru yang tak terduga dalam kehidupan Ombak dan keluarganya yang rapuh?
 

 
Sobat Medcom bisa menemukan jawabannya dengan menonton film Mungkin Kita Perlu Waktu yang tayang di bioskop mulai 15 Mei 2025. Namun sebelum itu, simak terlebih dahulu review filmnya di bawah ini.

Review Film Mungkin Kita Perlu Waktu

Kisah Reflektif untuk Sebuah Keluarga

Review Film Mungkin Kita Perlu Waktu
Film Mungkin Kita Perlu Waktu menghadirkan kisah yang bisa menjadi pelajaran bagi setiap keluarga, khususnya yang mengalami masalah serupa di dalam filmnya. Pelajaran itu tak hanya bisa diambil dari kesimpulan cerita, tetapi juga dari setiap karakter yang ikut terlibat.
 
Karakter Kasih dan Restu bisa menjadi contoh bagi para orang tua dalam menghadapi situasi duka yang tak terduga. Salah satunya bentuk respons yang harusnya diberikan kepada anak yang juga kehilangan saudaranya.
 
Sha Ine Febriyanti terlihat secara natural bersikap dingin dan keras kepala dalam perannya, sementara Lukman Sardi berubah menjadi suami yang penuh dilema sebagai kepala keluarga.
 
Sementara itu, film ini menjadi evolusi akting dari Bima Azriel dengan peran Ombak yang cukup berat untuk dimainkan karena latar belakangnya yang kompleks.
 
Karakter Ombak bisa menjadi contoh bagi para remaja yang masih bingung dalam bersikap menghadapi konflik bersama orang tua. Apalagi dengan Ombak yang masih bingung menjelaskan perasaannya terhadap orang sekitar.

Cerita Berat yang Dikemas Sederhana

Review Film Mungkin Kita Perlu Waktu
Pada dasarnya film Mungkin Kita Perlu Waktu memiliki tema cerita yang berat. Namun dengan arahan sutradara Teddy Soeriaatmadja, film ini dikemas dengan sederhana dan mudah untuk dipahami penonton.
 
Alur cerita film Mungkin Kita Perlu Waktu dibuat secara lambat dan bertahap. Sepertinya Teddy Soeriaatmadja ingin pata penonton melihat tahapan duka yang ditampilkan oleh setiap karakternya. Namun ada beberapa pemicu konflik yang terasa mengganggu, seperti rencana keberangkatan ibadah umrah Restu dan Kasih, yang membuat film ini terkesan seperti drama religi "nanggung." Walaupun memang hal tersebut bisa menampilkan realitas kehidupan di masyarakat.
 
Puncaknya itu bisa dilihat dari klimaks yang dihadirkan menjelang akhir film. Para penonton akan dibuat seolah memainkan wahana halilintar atau roller coaster di taman hiburan. Perasaan campur aduk, gelisah, dan bimbang menjadi emosi utama yang hadir dalam film ini.
 
Scoring yang dilakukan untuk film Mungkin Kita Perlu Waktu mampu menghidupkan setiap suasana yang ditampilkan sepanjang alur cerita. Contohnya, seperti lagu “Waking Up Together With You” yang secara singkat bisa mewakili perasaan para karakter, khususnya Ombak, dalam beberapa adegan tertentu.

Pesan Mendalam Hadapi Rasa Duka

Review Film Mungkin Kita Perlu Waktu
Dengan pengemasan cerita yang sederhana, film Mungkin Kita Perlu Waktu mampu menyampaikan pesan yang mendalam kepada penonton. Film ini bisa menjadi refleksi diri dari setiap individu dalam menghadapi masalah hidup yang berat dan perlu waktu untuk mengatasinya.
 
Salah satu adegan yang memiliki dialog cukup dalam adalah saat Ombak berkonsultasi kepada seorang psikolog yang diperankan oleh Asri Welas. Para penonton bisa mempelajari dan mencoba untuk memahami perasaan seorang remaja yang menyimpan trauma dalam hidupnya.
 
“Ketika kita lagi bahagia, musiknya enak buat dinikmati. Tapi kalau lagi sedih, musiknya mudah untuk dimengerti,” salah satu dialog yang diucapkan oleh Ombak di film Mungkin Kita Perlu Waktu. Kalimat itu terdengar sederhana, tetapi tanpa sadar sangat relevan dengan para penonton.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan