Film ini merupakan karya garapan sutradara Adriyanto Dewo yang diproduksi oleh Adhya Pictures dan Relate Films. Sampai Jumpa, Selamat Tinggal telah tayang perdana sebagai film pembuka di Jakarta Film Week (JFW) pada 23 Oktober 2024. Film ini juga telah tayang di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada tanggal 3 Desember 2024.
Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal menjanjikan sebuah perjalanan emosional yang intens dan penuh ketegangan yang menyentuh tentang bagaimana cinta yang rumit bisa membentuk dan mengubah seseorang.
Sinopsis Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal
Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal mengisahkan sebuah labirin emosi dan pencarian tanpa henti yang dialami oleh Wyn (Putri Marino). Dunianya hancur berkeping-keping ketika sang kekasih, Dani (Jourdy Pranata), tiba-tiba menghilang, meninggalkannya dalam kubangan pertanyaan tanpa jawaban dan luka "ghosting" yang menganga.Perasaan bingung, marah, dan patah hati bercampur aduk, mendorong Wyn untuk mengambil keputusan nekat untuk menemukan Dani. Setelah mendengar kabar angin terakhir yang menyebutkan Dani berada di Korea Selatan, Wyn pun tanpa pikir panjang memutuskan untuk menyusul dan bertekad mendapatkan kejelasan yang ia rasa pantas diterima.
Setibanya di Seoul, Wyn merasakan betapa asing dan luasnya kota metropolitan ini. Namun takdir mempertemukannya dengan Rey (Jerome Kurnia), seorang pekerja migran asal Indonesia yang ramah dan bersedia membantu. Rey, dengan pengetahuannya tentang seluk-beluk kota dan komunitas Indonesia di sana, menjadi satu-satunya harapan bagi Wyn. Ia kemudian memperkenalkan Wyn pada sahabatnya, Anto (Kiki Narendra), sosok yang memiliki banyak kenalan dan koneksi di berbagai kalangan.
Namun pencarian mereka tak semulus yang dibayangkan. Alih-alih menemukan petunjuk yang jelas, mereka justru terseret dalam dunia gelap yang tak terduga. Mereka harus berurusan dengan Vanya (Lutesha), seorang gangster kejam dan licik yang memiliki pengaruh besar di bawah tanah Korea Selatan. Kehadiran Vanya bukan hanya menghalangi setiap langkah mereka, tetapi juga memperumit situasi dengan serangkaian masalah yang mengancam keselamatan Wyn sebagai pendatang.
Seiring berjalannya waktu, Wyn mulai menyadari bahwa pencariannya bukan hanya tentang menemukan Dani, tetapi juga tentang mengungkap lapisan-lapisan hubungan masa lalunya yang ternyata lebih "toxic" dari yang ia kira. Setiap petunjuk yang ditemukan, setiap bahaya yang dihadapi, membawa Wyn pada pemahaman baru tentang cinta, kehilangan, dan kekuatan untuk melepaskan.
Akankah Wyn berhasil menemukan Dani dan mendapatkan jawaban yang ia cari? Atau justru, perjalanan ini akan mengarahkannya pada sebuah perpisahan yang sesungguhnya, namun juga sebuah awal baru untuk dirinya sendiri?
Sobat Medcom bisa mengetahui jawabannya setelah menonton film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal yang tayang di bioskop mulai Kamis, 5 Juni 2025. Namun sebelum itu, mari simak ulasannya lebih dulu di bawah ini.
Baca juga: Review Film Gowok: Kamasutra Jawa |
Review Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal
Sinematografi yang Memukau

Salah satu daya tarik utama dalam film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal adalah sinematografi yang apik. Pengambilan gambar dan penempatan objek dalam film ini membuatnya semakin terlihat sinematik.
Tone warna dan pencahayaan yang digunakan di film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal terlihat lebih redup. Hal itu cukup bisa mewakili kehidupan para karakter di film ini.
Film ini juga sering sekali menggunakan transisi fade to black yang memberikan sentuhan artistik tersendiri pada penyajian visual film ini.
Selain itu, penggunaan musik-musik seperti "Runaway" dari Shyclops, "Dahaga" dari Caldera, dan "Oriental Eksotik" dari Rub of Rub, serta "Chaos & Order" dari SCALLER, secara efektif membangun atmosfer dan memperkuat emosi setiap adegan. Lagu-lagu itu juga telah menciptakan pengalaman visual dan audio yang imersif.
Hubungan Toxic dan Rumit

Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal memiliki kompleksitas hubungan antar karakternya. Kisah antara Rey dan Wyn menggambarkan dinamika hubungan asmara yang begitu menarik. Pertemuan yang tak disengaja itu membuat mereka masuk ke dalam lingkaran kenikmatan duniawi.
Namun yang paling mencuri perhatian adalah hubungan toxic antara Wyn dan Dani. Film ini secara gamblang menunjukkan adanya kekerasan verbal dan fisik dalam hubungan mereka. Pilihan Wyn untuk terus memaksakan hubungan yang sebenarnya sudah tidak cocok, membawa penonton pada sebuah alur yang rumit.
Plot Twist dan Narasi yang Menggantung

Film ini menghadirkan plot twist yang akan mengubah perspektif penonton secara drastis. Alur ceritanya pun cukup tidak bisa diprediksi yang membuatnya semakin menarik.
Namun di balik keunggulan cerita dan teknis, film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal tidak luput dari beberapa catatan. Penggunaan bahasa Korea yang kaku dengan aksen Indonesia yang kentara mungkin sedikit mengurangi imersi penonton.
Selain itu, ada juga alur cerita yang terlihat kosong dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Hal itu pun meninggalkan beberapa pertanyaan tanpa jawaban yang memuaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id