Sebuah gerakan "kamisan" yang diprakarsai oleh pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) dan keluarga korban Mei 1998 tanpa lelah berdiri di depan Istana Negara setiap hari Kamis untuk menuntut keadilan.
Dalam film yang menyuguhkan dokumentasi asli kerusuhan Mei 1998 itu, Happy bertindak sebagai sutradara dan sastrawan Putu Wijaya sebagai penulis naskah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Aku sekarang dapat kerjasama dengan Belanda, (untuk) putar film ('Kamis Ke 300') gitu. Saya sama Pak Putu Wijaya (yang menggarap film ini), Pak Putu yang bikin naskahnya, kita bikin untuk pejuang HAM, ibu-ibu yang setiap Kamis di depan Istana (Negara). Intinya, jangan berhenti berjuang," ucap Happy kepada Metrotvnews.com saat ditemui di Teater Salihara, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Film 'Kamis Ke 300' tanpa diharapkan Happy ternyata mampu menjadi sorotan para pejuang HAM dunia. Film itu lantas diputar di berbagai tempat di Eropa dan menjadi bahan diskusi tentang HAM.
"Saya diundang ke Belanda untuk screening disana dan banyak organisasi internasional apresiasi film itu. karena bagus untuk dijadikan bahan diskusi tentang HAM," tandas Happy.
'Kamis Ke 300' akan diputar secara komersial di Indonesia pada September 2014.