Terlebih lagi, ketika sedang tur promosi filmnya, perempuan kelahiran 1980 ini bertemu banyak penonton yang mengaku tersentuh dan mendapat dampak positif setelah menonton. Ada energi yang kembali ketika dia tahu bahwa penonton tergugah karena filmnya.
"Na (Nirina) sendiri merasa lebih didekatkan dengan keluarga Na," kata Nirina di Kemang, Senin, 14 Januari 2019.
"Istilahnya, ya ampun (gue) ditampar banget ya. Jadi ibu zaman sekarang adalah berpikir gimana caranya kita bertahan hidup, gimana dua-duanya (suami istri) aktif bekerja dan pokoknya yang terbaik buat anak. Namun kita lupa bahwa yang terbaik buat anak sebenarnya adalah sekadar bersama mereka, main kartu, main petak umpet, atau apapun itu asalkan kita berada di situ," ungkapnya.
Berperan sebagai Emak dengan suami pekerja dan dua anak perempuan, dalam keluarga yang awalnya kaya lalu bangkrut dan bertahan hidup di kampung, membuat Nirina belajar hal-hal baru sebagai ibu. Dia sendiri sudah menonton film ini enam kali.
"Kita tahu, menjadi emak atau ibu itu tidak ada sekolahnya. Film ini sendiri pun kayak sekolah dan benar-benar mengingatkan kembali bagaimana menjadi ibu yang baik," imbuhnya.
Nirina juga bersyukur karena masih mendapat kesempatan untuk menjadi pemeran tokoh utama setelah 15 tahun menjadi aktris.
"Senangnya adalah setelah Nirina berkarier sekian lama, alhamdulilah masih bisa dipercaya, alhamdulilah masih diberi kesempatan untuk merasakan apa yang dulu Na perjuangkan, bermain dalam sebuah film," pungkasnya.
Keluarga Cemara diadaptasi dari serial televisi berjudul sama era 1990-an karya Arswendo Atmowiloto. Naskah ditulis Gina S Noer bersama sutradara Yandy Laurens. Film diproduksi oleh Visinema bersama Ideosource dan Kaskus dengan produser Anggia Kharisma dan Gina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News