“Jakarta sekarang sedang menyusun satu konsep Jakarta Film Commission. Di mana-mana di dunia ini kalau memang ingin maju dunia perfilman harus ada sebuah lembaga yang disebut film commission. Nah, inilah sedang kita jajaki,” ujar Rano Karno.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, film merupakan media universal yang bisa mengangkat nama Jakarta ke kancah internasional. Hal ini juga sejalan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 yang menempatkan Jakarta sebagai kota perekonomian nasional sekaligus kota global. Salah satu syaratnya adalah 15 persen kontribusi dari sektor kebudayaan.
Belajar dari Busan International Film Festival di Korea Selatan, Jakarta ingin mengembangkan model serupa yang bisa menarik investor, memfasilitasi sineas, hingga memperkuat jejaring internasional.
“Kalau kita mau menuju global, masuknya lewat media. Dan film adalah bahasa internasional yang paling mudah diterima,” tegasnya.
Jakarta Film Week sendiri akan digelar pada 22–26 Oktober 2025, dan diproyeksikan jadi wajah utama perfilman Jakarta. Rano Karno optimistis, kehadiran film commission akan membuat festival ini semakin naik kelas.
“Mudah-mudahan Jakarta Film Week lebih meningkat lagi standarnya. Karena sekali lagi, Jakarta punya kepentingan dengan kehadiran film di kota ini sehingga masyarakat dunia melihat Jakarta,” harapnya.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
