Kontroversi tersebut memunculkan pertanyaan, apakah film-film yang menuai kritik bisa tetap mendapat apresiasi di ajang bergengsi seperti Festival Film Indonesia (FFI)?
Mekanisme Pendaftaran FFI
Ketua Bidang Program FFI 2025, Prilly Latuconsina, mengatakan semua film yang ingin dipertimbangkan harus melewati satu langkah krusial, yaitu pendaftaran. Tanpa proses ini, tidak ada satu pun film yang bisa dinilai, terlepas dari popularitas atau kontroversinya."Mereka harus submit dulu. Jadi, kalau misalnya mereka tidak submit, ya kita tidak bisa menilai," katanya dalam wawancara dengan Medcom.id.
Proses pendaftaran ini berlaku untuk semua jenis film dan menjadi pintu masuk bagi sineas untuk berpartisipasi. FFI telah membuka pendaftaran sejak 1 Juli dan akan ditutup pada 31 Agustus 2025.
baca juga: Ario Bayu Pimpin Komite FFI 2025, Prilly Latuconsina Jadi Ketua Bidang Program |
Seleksi Ketat untuk Kualitas Terbaik
Setelah pendaftaran, film-film yang masuk akan melalui serangkaian tahapan seleksi yang panjang dan ketat. Proses ini memastikan bahwa setiap karya dinilai secara objektif dan adil."Kita tergantung dari sana sebenarnya, film-film apa saja yang submit ke kita. Baru dari sana akan melakukan kurasi, lalu juga akan dinilai oleh asosiasi dan juga Akademi Citra. Lalu baru terakhir oleh dewan juri," jelas Prilly.
Tahapan kurasi melibatkan berbagai pihak profesional di industri film, mulai dari asosiasi di masing-masing bidang seperti aktor, sutradara, produser, hingga sinematografer. Selain itu, Akademi Citra yang terdiri dari peraih Piala Citra FFI sebelumnya juga berperan dalam penilaian.
Proses seleksi yang transparan dan melibatkan banyak ahli ini menunjukkan komitmen FFI untuk menjaga standar tinggi. Nominasi akan diumumkan pada Oktober, dengan Malam Puncak FFI 2025 dijadwalkan pada November.
Prilly menegaskan bahwa FFI tidak membatasi karya berdasarkan kontroversi yang pernah terjadi. Proses penilaian berlaku sama untuk semua film.
Oleh karena itu, ia berharap banyak sineas, baik yang karyanya diakui maupun yang menuai kritik, untuk berani mendaftarkan film mereka ke FFI 2025.
"Kalau mereka tidak submit, ya kita tidak bisa mengakomodasi. Ini untuk semua film," ujar Prilly.
"Makanya berharap justru banyak yang submit," lanjutnya.
Pendaftaran film cerita panjang, film non cerita panjang, dan kritik film untuk FFI 2025 akan segera ditutup. Ini adalah kesempatan bagi para sineas untuk membuktikan kualitas karya mereka di panggung perfilman nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id