Terlepas dari deretan piala Emmy yang diraihnya, serial ini menjadi sorotan berkat teknik produksi yang inovatif dan berani, serta alur cerita yang menyoroti isu-isu sosial modern yang relevan.
Apa yang membuat serial ini begitu istimewa? Berikut adalah fakta-fakta menarik “Adolescence”.
Difilmkan dengan Teknik 'One-Shot'
Salah satu aspek paling mencolok dari Adolescence adalah pendekatan sinematografinya. Sutradara Philip Barantini menggarap setiap episode berdurasi satu jam ini dengan penggunaan teknik pengambilan gambar one-shot atau satu kali pengambilan tanpa potongan.
Sepanjang durasi setiap episode, kamera terus bergerak mengikuti para karakter, menciptakan sensasi realisme yang luar biasa.
Untuk mewujudkan teknik ini, tim produksi harus melakukan koreografi yang sangat presisi. Proses pra-produksi dan latihan memakan waktu hingga 12 minggu, lebih lama dari produksi serial biasa. Mereka menggunakan kamera khusus yang bisa berpindah dengan mulus, bahkan melewati ruang sempit dan masuk ke dalam mobil tanpa terhenti.
Akting Debut dari Owen Cooper
Pemeran utama serial ini, Owen Cooper, adalah seorang pendatang baru yang berhasil mencuri perhatian. Di usia yang masih belia, ia memerankan Jamie Miller, seorang remaja yang dituduh melakukan pembunuhan, dengan sangat meyakinkan. Aktingnya yang penuh emosi, otentik, dan mendalam membuat penonton bersimpati sekaligus terperangah.
Debut akting yang memukau ini membuktikan bahwa talenta tidak selalu membutuhkan jam terbang yang panjang. Penampilan Cooper menjadi salah satu alasan utama mengapa serial ini terasa begitu hidup dan menusuk relung hati penonton.
| Baca juga: Daftar Lengkap Pemenang Emmy Awards 2025, Adolescence Borong 6 Piala! |
Terinspirasi Kasus Kejahatan Nyata
Walaupun tidak didasarkan pada satu kasus kriminal tertentu, ide cerita Adolescence lahir dari keprihatinan para kreatornya, Stephen Graham dan Jack Thorne, atas meningkatnya kasus kejahatan menggunakan senjata tajam yang melibatkan remaja laki-laki di Inggris.
Serial ini mengeksplorasi berbagai isu sosial yang mempengaruhi remaja saat ini, seperti:
Pengaruh media sosial: Bagaimana ruang digital dapat membentuk cara pandang dan perilaku remaja, kadang ke arah yang negatif.
Perundungan dan budaya incel: Serial ini mengangkat tema misogini online dan budaya incel (involuntary celibates) yang membenci perempuan, yang berpotensi memicu tindakan kekerasan.
Maskulinitas toksik: Tekanan sosial terhadap laki-laki untuk memenuhi standar maskulinitas tertentu, yang bisa berujung pada kemarahan dan kekerasan.
Para kreator sengaja memilih untuk menampilkan keluarga normal yang mengalami mimpi buruk ini. Ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa fenomena tersebut bisa terjadi pada siapa saja, membuat penonton lebih terhubung dengan ceritanya.
Dominasi Kategori Non-Akting di Emmy
Selain memenangkan piala akting, Adolescence juga berhasil memborong penghargaan di kategori-kategori utama non-akting di Emmy Awards 2025, termasuk:- Serial Terbatas atau Antologi Terbaik.
- Penyutradaraan Terbaik untuk Serial Terbatas atau Antologi.
- Penulisan Terbaik untuk Serial Terbatas atau Antologi.
- Sinematografi Terbaik.
Populer dan Dipuji Kritikus
Empat episode Adolescence terbukti sukses besar di Netflix, dengan total 96,7 juta penayangan dalam tiga minggu pertama perilisannya. Serial ini juga mendapat sambutan hangat dari kritikus, mencapai rating 98% di Rotten Tomatoes dan 91 di Metacritic, yaitu situs aggregator untuk ulasan film dan serial TV. Perpaduan teknik visual yang inovatif dan narasi yang kuat dianggap sebagai salah satu pencapaian artistik terbaik di televisi tahun ini.(Sheva Asyraful Fali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id