Jumpa pers film Kartini (Foto: Metrotvnews/Elang)
Jumpa pers film Kartini (Foto: Metrotvnews/Elang)

Menafsirkan Ulang Kartini lewat Film

Elang Riki Yanuar • 14 Juli 2016 20:10
medcom.id, Jakarta: "Kita adalah korban yang manis glorifikasi Kartini." Ucapan itu dilontarkan Hanung Bramantyo, sutradara yang akan menggarap film biopik tentang Kartini.
 
Hanung mengalami sendiri bagaimana hari Kartini hanya dimaknai sebatas memakai kebaya atau keris ke sekolah. Masih sedikit yang tidak tahu sosok Kartini, pemikiran serta apa yang dia perjuangkan. Lewat film garapannya, Hanung ingin menyampaikan hal itu.
 
"Suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar, Kartini diglorifikasi setiap tahun. Makanya saya mengajak orang-orang hebat ini bersama-sama untuk menafsirkan ulang Kartini. Untuk memanusiakan Kartini," kata Hanung Bramantyo saat ditemui di Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis (14/7/2016).

Bagi Hanung, Kartini adalah tokoh besar. Maka dari itu, Hanung menggarapnya dengan hati-hati. Riset dan observasi dia dalami dengan detail. Syuting awalnya dilakukan pada akhir 2015, namun ditunda hingga Mei 2016. Menemukan data baru, Hanung memutuskan kembali menunda syuting. Alhasil, jadwal tayang film Kartini molor selama setahun. Dari yang seharusnya tayang April 2016 menjadi April 2017.
 
"Tapi syukur ada persoalan itu. Karena dari situ menemukan data dan fakta baru. Karena kayak gini terus, maka saya stop mencari data terakhir kemarin. Saya menghentikan riset. Kalau nanti akan ada fakta baru lagi biarkan lah untuk orang lain saja," terangnya.
 
"Masih ada satu draf lagi yang akan saya tulis. Itulah asyiknya buat film biopik," lanjut Hanung.
 
Lamanya proses riset itu juga mengakibatkan biaya produksi bertambah. Namun, sang produser dari Legacy Pictures, Robert Ronny tak mempermasalahkan itu. Dia ingin film Kartini fokus dengan kualitas, tidak kejar tayang dan mencari keuntungan semata.
 
"Kartini adalah tokoh besar dan kompleks. Ini film serius. Development lama biaya makin bengkak. Tapi kita tidak hanya mengejar nilai ekonomi saja. Tapi apa yang diperjuangkan Kartini," kata Robert Ronny.
 
Keseriusan film Kartini juga ditunjukkan dengan pemilihan pemain. Bisa dikatakan, film Kartini bertabur bintang. Dian Sastro didapuk memerankan Kartini. Ada Reza Rahadian, Adinia Wirasti, Acha Septriasa, Ayushita, Denny Sumargo, Djenar Maesa Ayu, Dwi Sasono dan Nova Eliza.
 
Belum lagi didukung artis senior seperti Deddy Sutomo dan Christine Hakim. Robert menjamin, pemilihan pemeran Kartini bukan semata karena faktor popularitas.
 
"Bukan sekadar kebintangan saja. Tapi derajat keaktoran yang kita pilih karena satu karakter saja dampaknya cukup besar," kata Ronny.
 
"Film ini memang mengharuskan ada banyak karakter. Bahkan untuk satu scene kita pakai publik figur," ungkap Hanung.
 
Banyak hal yang ingin disampaikan Hanung melalui film Kartini. Tak hanya merekam perjalanan hidup Kartini saja. Tapi juga bagaimana Kartini bicara tentang penindasan terhadap perempuan dan pentingnya pendidikan
 
"Ini Kartini dari sudut pandang Hanung. Karena dari sudut pandang saya, saya mencoba untuk menggunakan Kartini untuk membicarakan negara ini lebih besar dari sisi perempuan. Perjuangan Kartini belum selesai sampai saat ini," pungkasnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan