Film ini mengangkat tentang tradisi Gowok yang berasal dari budaya Jawa kuno. Gowok adalah sebutan untuk seorang wanita yang memberikan pendidikan seks dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga kepada seorang laki-laki yang akan menikah.
Menariknya, film Gowok tidak hanya menghadirkan wanita saja, tetapi juga sosok transpuan bernama Liyan yang diperankan oleh Aldy Bisl.
Transpuan adalah seseorang yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir, tetapi memiliki identitas gender sebagai perempuan. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan individu transgender yang mengalami transisi dari laki-laki menuju perempuan.
Hanung Bramantyo mengatakan transpuan telah muncul dalam sejarah di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, ia ingin mewakilinya dengan karakter Liyan di film Gowok: Kamasutra.
| baca juga: Hanung Bramantyo Angkat Hak Seksual Wanita di Film Gowok |
“Saya harus mewakili, saya di dalam zaman itu tuh, harus ada transpuan di sana. Karena itu mewakili setiap zaman,” katanya menjawab pertanyaan Medcom.id di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, transpuan bisa melengkapi kehadiran Gowok yang dianggap sebagai sosok yang tak bermoral. “Agak aneh, ketika transpuan tidak ada di sana,” ucap Hanung Bramantyo.
Untuk pemilihan pemainnya, ia ingin karakter Liyan diperankan oleh seorang transpuan. Oleh karena itu, terpilihlah Aldy Bisl untuk bermain di film Gowok: Kamasutra Jawa.
“Saya pengen transpuan, pelakunya ya transpuan betulan, sebagaimana saya pengennya aktornya ketika ngomong Jawa ya memang orang Jawa beneran gitu kan,” jelas Hanung Bramantyo.
Sebelumnya, Aldy Bisl menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Hanung Bramantyo dan produser Raam Punjabi karena telah melibatkannya di film Gowok: Kamasutra Jawa.
Ia mengaku tertekan selama proses pembacaan skenario. Pasalnya, Gowok: Kamasutra Jawa merupakan film pertama yang dibintangi oleh Aldy Bisl.
“Selama proses reading itu pressure buat aku, karena ini pertama kali (main film),” tuturnya dalam sesi konferensi pers.
Selain itu, tugas untuk membuat para penonton tertawa menjadi beban untuknya. Apalagi Aldy Bisl yang berasal dari Medan itu tidak mengetahui bahasa Jawa.
“Aku tuh tugasnya membuat orang ketawa, dan aku nggak tahu bahasa Jawa. Cuma tahu intonasi. Ternyata bahasa Jawa itu ngapak, dan itu makin mem-pressure aku,” jelasnya.
Ia berharap pesan yang disampaikan melalui film Gowok: Kamasutra Jawa bisa diterima dengan baik oleh penonton. Aldy Bisl menilai film tersebut memiliki banyak pelajaran yang bisa dipetik, khususnya dalam hal sejarah.
Film Gowok: Kamasutra Jawa dibintangi oleh Raihaanun, Reza Rahadian, Lola Amaria, Devano Danendra, Alika Jantinia, Ali Fikry, Nayla Purnama, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, Slamet Rahardjo, dan Aldy Bisl.
Film Gowok: Kamasutra Jawa menceritakan tentang Ratri (Alika Jantinia), seorang gadis yatim piatu yang tumbuh menjadi wanita cantik dan berbakat setelah diasuh oleh Nyai Santi (Lola Amaria), seorang gowok terpandang. Ratri pun jatuh cinta pada Kamanjaya (Devano Danendra), pemuda dari keluarga terpandang, yang kemudian mengingkari janji untuk menikahinya.
Dua puluh tahun kemudian, Ratri (Raihaanun) kembali bertemu Kamanjaya yang membawa putranya, Bagas (Ali Fikry), untuk menuntut ilmu pada Nyai Santi. Tanpa mengetahui masa lalu orang tua mereka, Bagas jatuh cinta pada Ratri. Ratri pun memanfaatkan pesonanya untuk membalas dendam pada Kamanjaya (Reza Rahadian).
Film Gowok: Kamasutra Jawa telah tayang di bioskop mulai 5 Juni 2025. Ini merupakan film terbaru yang diproduksi oleh MVP Pictures dan Dapur Films.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
