Jajaran Film Batal Tayang di JWC 2025 (Foto: Instagram @klikfilm)
Jajaran Film Batal Tayang di JWC 2025 (Foto: Instagram @klikfilm)

8 Film Bermuatan LGBT dan Ketelanjangan Dilarang Tayang di Jakarta World Cinema 2025

Agustinus Shindu Alpito • 20 September 2025 15:56
Jakarta: Festival film Jakarta World Cinema (JWC) 2025 mengumumkan 8 film internasional yang batal tayang akibat tidak lulus sensor. Pengumuman ini dilakukan melalui akun Instagram @klikfilm selaku penyelenggara pada Jumat (19/9). JWC 2025 akan diselenggarakan dalam dua sesi sejak 4 September–4 Oktober secara daring dan luring.
 
Klik Film mengunggah beberapa daftar film yang ditarik dari festival imbas tidak disetujui oleh Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia. Mereka meminta pengertian semua pihak atas pembatalan film ini di festival Jakarta World Cinema 2025.
 
“Beberapa film dalam program Jakarta World Cinema tahun ini tidak dapat ditayangkan karena tidak lulus sensor. Terima kasih atas pengertian dan dukungan audiens JWC. Mari kita terus merayakan keberagaman cerita dan perspektif dari seluruh dunia,” ketik akun Instagram @klikfilm.

Dilansir dari situs IMDB dan Rotten Tomatoes, beberapa film ini mengandung tema cinta sesama jenis dan adegan bugil (nudity). 

Daftar film internasional yang batal ditayangkan di Jakarta World Cinema 2025 adalah sebagai berikut:

Baby (2025) 

Film yang mewakili Brazil ini berpusat tentang kisah bertahan hidup yang dibalut dengan romansa gay. Setelah dibebaskan dari pusat tahanan anak, Wellington (João Pedro Mariano) menjadi seorang tunawisma di jalanan São Paulo,  Brasil. Orang tuanya pun sudah memutuskan segala kontak dengannya. Ketika ia pergi ke sebuah teater pornografi, ia bertemu dengan Ronaldo (Ricardo Teodoro). Sebagai pria dewasa, Ronaldo menjadi mentor bagi Wellington yang mencari arah hidup. Hubungan mereka pun meningkat menjadi sebuah konflik antara hasrat yang bertentangan, terombang-ambing antara eksploitasi dan perlindungan, cemburu dan keterikatan.
 
Baby disutradarai oleh Marcelo Caetano ini memenangkan 51 penghargaan dan 21 nominasi lainnya di Cannes Film Festival, Cinema Brazil Grand Prize, dan Rio de Janeiro International Film Festival. Unsur cinta sesama pria dan adegan bugil dalam film ini membuatnya tidak lulus sensor oleh LSF Indonesia.


Plainclothes (2025)

Plainclothes bercerita tentang agen rahasia, Lucas (Tom Blyth), yang memiliki misi untuk memancing dan menangkap pria-pria gay di tahun 1990-an. Namun, hal ini semua berbalik ketika ia jatuh cinta dengan salah satu targetnya, Andrew (Russell Tovey). Ketika hubungan gelap mereka makin mendalam dan tekanan kepolisian untuk penangkapan target ini kian besar, Lucas menghadapi dilema: pekerjaan atau hasrat.
 
Film asal Amerika Serikat garapan Carmen Emmi telah meraih berbagai penghargaan dari beberapa festival film, seperti Sidewalk Film Festival, Provincetown International Film Festival, Sundance Film Festival, dan Frameline San Francisco International LGBT Film Festival. Sama seperti Baby (2025), romansa dan adegan telanjang yang ada di film ini membuatnya batal tayang. Meski film ini bergenre drama thriller.


Lilies Not for Me (2025) 

Film ini mengambil latar Inggris tahun 1920-an tentang kedekatan lelaki gay yang bercita-cita menjadi penulis, Owen James (Finn O’Shea) dengan perawatnya, Dorothy (Erin Kellyman), ketika Owen dimasukkan ke fasilitas medis untuk “menyembuhkan” homoseksualitasnya. Dorothy membantu Owen lewat kencan-kencan fana untuk mempersiapkannya dengan dunia “normal” heteroseksual. Melalui beberapa kilas balik, Owen menceritakan tentang beberapa cinta homoseksual masa lalunya yang dibalut dengan trauma, konsekuensi berisiko, hingga praktik untuk membungkam cinta mereka.
 
Film Lilies Not for Me disutradarai oleh Will Seefried dan mewakili negara Inggris. Meski memenangi Festival Univerciné Britannique, film ini dilarang tayang di JWC 2025 akibat unsur LGBT dan adegan telanjang laki-laki.


Paying for It (2025) 

Film adaptasi novel karya Chester Brown, yang juga menjadi pemain, juga menjadi salah satu film yang dilarang tayang di JWC 2025. Garis besar film Paying for It adalah tentang eksplorasi jenis-jenis keintiman yang bisa dilakukan dengan pasangan. Dan Beirne (Chester Brown) mulai menyewa dan tidur dengan para pekerja seks untuk mencari definisi lain dari keintiman hubungan.
 
Film asal Kanada garapan Sook-Yin Lee yang berfokus pada keintiman dilarang tayang akibat adegan-adegan telajang dan tema prostitusi. 
 
Baca juga: Jakarta World Cinema 2025 Hadirkan 185 Film dari 66 Negara

Hot Milk (2025)

Film ini mengisahkan kompleksitas hubungan ibu dan anak perempuan. Rose (Fiona Shaw) dan putrinya Sofia (Emma Mackey) bepergian ke kota pesisir Spanyol Almería untuk menemui seorang dokter yang memiliki kemampuan shamanik dan bisa menyembuhkan penyakit misterius Rose. Namun, cuaca panas dan lembab Spanyol membuat Sofia mulai mengeksplorasi sisi dirinya yang selama ini terpendam dengan merawat ibunya. Selama perjalanan, ia mulai tergoda oleh pelancong perempuan misterius Ingrid (Vicky Krieps). Kebebasan Sofia yang semakin besar menjadi terlalu berat bagi ibunya untuk dikendalikan. Hubungan mereka memanas dengan rasa dendam dan kepahitan yang terpendam.
 
Film karya sutradara Rebecca Lenkiewicz ini mengandung unsur romansa sesama perempuan dan adegan telanjang. Maka dari itu, LSF melarang Hot Milk untuk tayang di Jakarta World Cinema 2025.


Ari (2025)

Film ini bercerita tentang pemeran utama, Ari (Andranic Manet) yang menavigasi hidup setelah diusir dari rumah oleh ayahnya. Dalam keadaan emosional yang rapuh dan sendirian di kota, Ari memaksa dirinya untuk memperbaiki hubungan dengan teman-teman lamanya. Saat kenangan tentang bulan-bulan sebelumnya berganti-ganti, Ari menyadari bahwa orang lain tidak sebaik yang dibayangkan, dan mungkin dia telah menjalani hidupnya tanpa sadar.
 
Melansir dari IMDb, film Prancis garapan Léonor Serraille ini tidak mengandung unsur LGBT dan adegan telanjang, tapi tetap dilarang tayang oleh LSF.


I Only Rest in the Storm (2025) 

Film dengan latar wilayah Afrika Barat menceritakan tentang Sérgio (Sérgio Coragem) yang pergi ke kota metropolis sana untuk bekerja di organisasi nonprofit sebagai insinyur lingkungan untuk proyek jalanan antara padang pasir dan hutan. Di sana, ia menjalin kedekatan dengan dua warga lokal, Diara (Cleo Diara) dan Gui (Jonathan Guilherme). Dinamika neokolonia mereka antara ekspatriat komunitas ini menjadi hubungan rentan sekaligus tempat berlindungnya. 
 
I Only Rest in the Storm merupakan film berbahasa Portugis karya sutradara Pedro Pinho. Unsur biseksual antarkarakter ini membuat penayangannya tidak disetujui oleh LSF.
 
Baca juga: Vokalis Harum Manis Menyangkal Tuduhan Pedofil

Yes! (2025)

Film ini mengambil latar di Israel setelah penyerangan 7 Oktober 2023. Y (Ariel Bronz), seorang musisi jazz, kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istrinya, Jasmine (Efrat Dor), bekerja sebagai penari yang menjual seni, jiwa, bahkan badannya untuk elitis negara ini. Kemudian, Y diberi misi penting sepanjang masa: untuk merangkai lagu kebangsaan terbaru. 
 
Film ini terasosiasi dengan Israel secara latar, sutradara (Nadav Lapid), dan jajaran pemain ini membuat LSF menolak penayangan film di JWC 2025. 
 
Jakarta World Cinema adalah festival film internasional yang menampilkan karya-karya terbaik dari sinema dunia, sekaligus menjadi tempat pertemuan bagi para pembuat film, komunitas, dan pecinta film. Dengan pilihan film yang beragam, festival ini menyediakan platform bagi sutradara berpengalaman maupun talenta baru untuk menayangkan karya mereka dan terlibat dalam diskusi yang bermakna.
 
Melalui situs resmi Jakarta World Cinema, festival film 2025 ini akan diselenggarakan secara daring di layanan streaming Klik Film dan secara luring di CGV Grand Indonesia, Jakarta pada 27 September – 4 Oktober 2025.
 
(Nyimas Ratu Intan Harleysha)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan