Menurut Irham Acho Bahtiar, film ini sebenarnya sudah dibuat sejak tahun 2018. Namun, pandemi yang menerjang Indonesia pada tahun 2020 membuat produksi film ini terhambat.
"Kami syuting di 2018, sempat pandemi editingnya terhenti. Baru selesai dua tahun lalu dan baru akan tayang," kata Irham Acho Bahtiar.
Bagi Acho, kehadiran film drama komedi ini menjadi penting di tengah penuh sesaknya bioskop dengan genre horor. Karena itu, dia yakin film ini bajkal mendapatkan respons baik dari penonton.
"Film ini memang tidak fokus pada makanannya, melainkan lebih pada kisah tentang keluarga. Sebenarnya makanan hanya sebagai saksi bisu, konfliknya ada pada pengusaha-pengusaha ini dan tentang kisah keluarga. Film bergenre komedi ini dibutuhkan di tengah film-film bertema horor saat ini," jelas Acho.
| baca juga: 3 Fakta Film Iko Uwais Terinspirasi dari Operasi Militer Mapenduma |
Coto vs Konro berkisah tentang Coto Haji Matto milik Haji Matto (Luthfi Sato) walau kecil namun sangat terkenal dan ramai dengan pengunjung apalagi knasnya menggunakan racikan resep turun temurun dari nenek moyangnya yang tak ada samanya dengan coto yang lain.
Suatu hari, datanglah Daeng Sangkala (Awaluddin Tahir) yang berniat untuk membeli warung Coto Haji Matto dan berniat merenovasi serta mengembangkannya menjadi bisnis franchise yang besar. Haji Matto yang idealis menolaknya dengan keras dan langsung mengusir Daeng Sangkala dari warungnya.
Beberapa minggu kemudian, Daeng Sangkala kembali bersama istrinya Lina (Aty Kodong) dan anak anaknya membuka Restoran makanan Konro khas Makassar yang bernama "Konro Daeng Sangkala". Letaknya tepat di bekas ruko kosong yang berhadapan langsung dengan warung Haji Matto.
Menerapkan strategi promosi yang gencar dan pelayanan maksimal dengan merekrut Rustam ( Pieter Ell) seorang Manajer dan Konsultan yang berpengalaman meski sedikit licik. Perseteruan keduanya semakin memanas seiring anak mereka Rizal (Adit Triyuda) dan Sara (Nielam Amir) yang mulai saling mendekat meskipun Rizal sebenarnya punya misi khusus dari Daeng Sangkala.
"Mudah-mudahan pesannya sampai ke penonton bahwa keluarga itu tetap nomor satu. Mudah-mudahan film ini bisa relate, bahwa perbedaan itu wajar yang penting endingnya. Kalau akhirnya baik, proses sebelumnya adalah kewajaran," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id