DOnald Trump. (Foto: Instagram/@whitehouse)
DOnald Trump. (Foto: Instagram/@whitehouse)

Sylvester Stallone dan Sineas Amerika Desak Donald Trump Dukung Insentif Pajak

Elang Riki Yanuar • 14 Mei 2025 21:52
Jakarta: Sejumlah serikat pekerja di industri hiburan Amerika Serikat bersama Asosiasi Film (Motion Picture Association/MPA) mengirim surat kepada Presiden Donald Trump, mendesaknya untuk mendukung insentif pajak yang mendukung keberlangsungan produksi film dan televisi di dalam negeri.
 
Menurut laporan dari variety, surat yang dikirim pada Senin,13 Mei 2025 itu ditandatangani oleh berbagai pemimpin serikat pekerja seperti Directors Guild of America, SAG-AFTRA, Writers Guild of America, serta nama-nama besar dari industri seperti Jon Voight dan Sylvester Stallone yang merupakan duta khusus untuk industri hiburan di bawah pemerintahan Trump.
 
Dalam suratnya, mereka menyampaikan apresiasi kepada Trump atas perhatian terhadap industri hiburan, terutama terkait upayanya mengembalikan produksi film yang selama ini banyak dipindahkan ke luar negeri.

“Lebih dari 80 negara kini memberikan insentif pajak produksi, sehingga banyak proyek film yang seharusnya bisa dibuat di Amerika justru berpindah ke tempat lain,” bunyi surat tersebut.
 
baca juga: Aktor Top Ini Sebut Donald Trump akan "Menghancurkan Dunia" Demi Kekuasaan

 
Pernyataan ini mengacu pada situasi global di mana negara-negara lain memberikan keringanan pajak yang lebih menarik bagi para pembuat film. Para pelaku industri di AS menilai, tanpa dukungan kebijakan serupa dari pemerintah federal, mereka akan terus kalah bersaing.
 
Mereka meminta agar tiga langkah pajak dimasukkan ke dalam paket anggaran yang sedang dibahas di Kongres. Pertama, memperpanjang Section 181, yang memungkinkan pengurangan pajak untuk pengeluaran produksi hingga $15 juta (sekitar Rp248,5 miliar). Mereka berharap batas ini bisa dinaikkan menjadi $30 juta (setara Rp497 miliar), atau bahkan $40 juta (kira-kira Rp662,6 miliar) untuk daerah berpenghasilan rendah.
 
Kedua, mereka ingin menghidupkan kembali Section 199, yang sempat berlaku hingga 2017 dan memberikan potongan pajak bagi kegiatan manufaktur domestik, termasuk produksi film.
 
“Insentif produksi domestik akan membuat pasar AS lebih kompetitif dan mampu mempertahankan pekerjaan bergaji tinggi dari sektor film dan televisi,” tulis mereka dalam surat.
 
Terakhir, mereka juga mendesak agar pemerintah mengaktifkan kembali Section 461, yang sebelumnya mengizinkan perusahaan membawa kerugian operasional ke belakang hingga lima tahun guna mengurangi beban pajak. Ketentuan ini pernah diterapkan saat pandemi COVID-19 namun berakhir pada 2022.
 
Menurut para pemimpin serikat, langkah-langkah ini penting untuk mengatasi ketimpangan dalam pendapatan perusahaan produksi, yang sangat bergantung pada kesuksesan proyek-proyek tertentu.
 
“DGA tetap fokus untuk membuka lebih banyak lapangan kerja bagi anggota kami dengan mendorong produksi dalam negeri,” ujar Russell Hollander, Direktur Eksekutif Nasional DGA. “Usulan ini merupakan langkah penting menuju tujuan tersebut.”
 
Senada dengan itu, Matthew Loeb, Presiden Internasional IATSE, menekankan pentingnya dukungan pemerintah agar industri bisa kembali bangkit.
 
“Pekerja film dan televisi di Amerika menghadapi kehilangan pekerjaan yang besar akibat insentif luar negeri dan ketidakpastian ekonomi,” kata Loeb. “Pemerintah harus memberikan respons yang adil dan menyeluruh.”
 
Sebelumnya, Presiden Trump sempat mengejutkan publik dengan usulan tarif 100 persen pada semua film yang dibuat di luar negeri. Meski belum menjadi kebijakan resmi, pernyataan ini memicu diskusi besar di kalangan pelaku industri. Trump menegaskan bahwa tujuannya bukan merugikan industri, tetapi justru ingin mendukungnya.
 
“Saya tidak ingin menyakiti industri ini. Saya ingin membantunya,” ujar Trump.
 
Sebagai tambahan, MPA menegaskan bahwa industri hiburan adalah salah satu sektor ekspor unggulan AS, dengan mencatat surplus perdagangan sebesar $15,3 miliar (sekitar Rp253,4 miliar) dengan negara lain.
 
Surat bersama dari para pelaku industri hiburan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam akan masa depan produksi di Amerika Serikat dan harapan besar terhadap kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan industri kreatif dalam negeri.
 
(Nithania Septianingsih)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan