"Total ada 400 film dari Naufal dan 200 dari saya, jadi 101 film," kata EoS Festival Co-Director Meninaputri Wismurti di Goethe-Institut Jakarta, Selasa, 2 April 2018.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Europe on Screen tahun ke-19 kali ini tetap tidak mengusung tema besar dan membaginya dalam 10 sub segmen berbeda. Ada Festivities, Realities, Realities - #OurLand, Retrospective - #Bauhaus100, Retrospective - Bertolucci, Specialties - Open Air, Specialties - Shorts, Specialties - On Location, Specialties - Preview, serta Specialties Short Film Pitching Project (SFPP) yang menampilkan dua pemenang film tahun 2018.
Europe on Screen 2019 digelar mulai 18-30 April di kota Jakarta, Medan, Bandung, Denpasar, Yogyakarta, Surabaya, serta dua kota baru Bekasi dan Tangerang. Film ditayangkan di pusat-pusat kebudayaan, ruang pemutaran komunitas, dan kampus. Dua tempat baru diadakan di Teras Garasi Yogyakarta dan Wisma Surabaya.
Europe on Screen tahun ini tetap digelar gratis. Ada sistem pendaftaran baru berupa membership dalam wujud kartu. Ini dilakukan untuk menghindari antrean panjang. Tahun lalu tercatat 24.000 penonton.
"Membership adalah cara terbaru yang kami tawarkan untuk strategi crowd management. Europe on Screen pasti penuh dan banyak mengantre. Kami berusaha untuk mengatur arus dari penonton yang datang," kata Meninaputri Wismurti.
Europe on Screen 2019 dibuka dengan The Guilty, film panjang drama thriller asal Denmark pemenang Sundance Film Festival 2018 arahan sutradara Gustav Moller. Sebagai penutup ditayangkan film komedi box office asal Austria, What Have We Done to Deserve This?.
Selain pemutaran film, ada sesi Film Talks bersama dua sineas asal Denmark untuk film The Guilty, Emil Nygaard Albertsen (Screenwriter) dan Lina Flint (Produser), serta desainer poster film asal Brussels, Amira Daoudi.
Informasi tiket dan jadwal Europe on Screen 2019 dapat dipantau melalui www.europeonscreen.org dan media sosial Twitter @europeonscreen serta Facebook Europe on Screen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News