Trailer Jurassic World: Rebirth. (Foto: YouTube/Universal Pictures)
Trailer Jurassic World: Rebirth. (Foto: YouTube/Universal Pictures)

Review Jurassic World: Rebirth, Pembuktian Film Dinosaurus Bukan Nostalgia Semata

Agustinus Shindu Alpito • 04 Juli 2025 16:08
Jakarta: Film Jurassic World: Rebirth akhirnya hadir sebagai babak baru dalam waralaba dinosaurus legendaris yang dimulai sejak Jurassic Park tahun 1993. Film ini menjadi angin segar setelah tiga film Jurassic World sebelumnya dianggap kehilangan esensi dan pesonanya lebih banyak efek visual bombastis daripada cerita yang menyentuh hati.
 
Disutradarai oleh Gareth Edwards (Rogue One, Godzilla) dan ditulis oleh David Koepp penulis naskah Jurassic Park dan The Lost World Rebirth mencoba mengembalikan inti dari film orisinal: ketegangan manusia menghadapi makhluk purba, dengan pendekatan yang lebih berimbang antara aksi dan karakter.
 
Baca juga: Eksplorasi Baru Summerlane di Lagu Promises

Plot yang Lebih Manusiawi

Film ini mengabaikan tokoh-tokoh lama dan memperkenalkan karakter baru. Martin Krebs (Rupert Friend), seorang pengusaha farmasi ambisius, menyusun misi berbahaya demi mendapatkan DNA dinosaurus untuk dijadikan obat. Ia merekrut Zora Bennett (Scarlett Johansson), mantan pasukan khusus yang tegas dan dingin, serta Dr. Henry Loomis (Jonathan Bailey), seorang paleontolog muda yang lebih sering meneliti fosil daripada melihat dinosaurus hidup.
 
Mereka berangkat ke sebuah pulau terlarang bernama Ile Saint-Hubert, tempat berbagai spesies dinosaurus hidup, termasuk Mosasaurus yang hidup di air, Titanosaurus di darat, dan Quetzalcoatlus di udara. Di pulau tersebut juga terdapat laboratorium misterius yang menciptakan dinosaurus hibrida, termasuk makhluk buas berkaki enam bernama Distortus Rex.
 

Karakter yang Kuat, Visual yang Terkendali

Tidak seperti trilogi sebelumnya yang terlalu bergantung pada CGI, Rebirth menampilkan pendekatan visual yang lebih sederhana dan efektif. Banyak adegan diambil di lokasi nyata, membuat dinosaurus terasa lebih nyata. Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah saat Henry Loomis menyaksikan kawanan Titanosaurus yang sedang melakukan ritual kawin sebuah pemandangan yang tidak hanya memukau, tapi juga emosional.

Film ini juga menampilkan keluarga korban kapal terbalik yang diserang Mosasaurus. Momen mereka bertemu tim utama menjadi titik balik yang menyentuh dan mendebarkan, apalagi ketika anak perempuan mereka menjalin ikatan dengan dinosaurus mungil bernama Dolores.
 
Baca juga: Ello hingga Fiersa Besari Gantikan Ariel jadi Vokalis Reuni Peterpan

Aksi, Humor, dan Pesan Lingkungan

Edwards menyeimbangkan ketegangan dengan humor yang tidak berlebihan. Salah satu contohnya saat tokoh Xavier (David Iacono) secara kocak buang air kecil di hutan, tanpa sadar ada pertempuran dinosaurus di belakangnya. Film ini juga menyisipkan kritik terhadap keserakahan manusia, seperti yang diwakili oleh tokoh Krebs, serta refleksi tentang posisi manusia di bumi yang semakin merusak.
 


 

(Nithania Septianingsih)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan