Proyek ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dengan Toto Soegriwo sebagai produser. Menghadirkan kisah perjuangan dalam rangka menyambut HUT ke-80 RI, tapi beberapa kalangan mempertanyakan kualitas animasinya, memicu pro dan kontra di media sosial.
Toto Soegriwo bukanlah nama baru di industri perfilman Indonesia. Pria lulusan SMAN 1 Purwodadi, Purworejo ini memiliki jejak karier panjang, mulai dari rumah produksi hingga lembaga perfilman nasional. Keterlibatannya dalam proyek ini menambah daftar pengalamannya sebagai kreator di dunia hiburan tanah air.
Perjalanan Karier Toto Soegriwo
Awal mula kiprah Toto dimulai saat bergabung dengan rumah produksi PT. Djohar Mandiri Jaya. Ia juga pernah tercatat sebagai anggota Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), menunjukkan dedikasinya di bidang seni peran.
| baca juga:
|
Tak hanya itu, ia sempat merambah dunia media dengan menjadi bagian dari Radio S1079FM dan Majalah DeFilm sebagai Sekretaris Redaksi.
Pengalamannya terus berkembang ketika ia menjabat sebagai Creative Director di PT. Foromoko Matoa Indah Film. Selain itu, Toto pernah berkontribusi dalam Badan Pertimbangan Perfilman Nasional serta bekerja di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI).
Saat ini, ia aktif sebagai Sekretaris Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) dan kurator di platform Lokalfilm.id.
Sebagai produser, Toto Soegriwo memegang peran penting dalam mengawal produksi film yang disutradarai Endiarto dan Bintang Takari ini. Proyek ini menjadi sorotan karena kualitas grafis yang ditampilkan dianggap buruk.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
