Nano Riantiarno (Foto: instagram)
Nano Riantiarno (Foto: instagram)

Sebelum Meninggal, Nano Riantiarno Khawatirkan Nasib Teater Koma

Medcom • 20 Januari 2023 17:00
Jakarta: Aktor sekaligus sutradara Teater Koma, Nano Riantiarno meninggal dunia pagi ini di usia 73 tahun. Kecintaannya pada dunia teater membuatnya menoreh berbagai prestasi.
 
Saking cintanya kepada dunia teater, Nano Riantiarno masih khawatir dengan masa depan Teater Koma sesaat sebelum meninggal dunia. Hal tersebut disampaikan oleh putra bungsunya, Rangga Bhuana.
 
"Papa masih khawatir Teater Koma untuk ke depannya mau gimana," ungkap Rangga Bhuana saat ditemui di Sanggar Teater Koma, kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, pada Jumat, 20 Januari 2023.

Rangga bercerita, pada akhir tahun 2022 lewat karyanya yang berjudul ‘Matahari dari Papua’, sang ayah berhasil memenangkan Sayembara Naskah Teater Dewan Kesenian Jakarta. Naskah tersebut menjadi persembahan sekaligus warisan terakhir dari Nano Riantiarno.
 
"Sebenarnya rencananya beliau ingin memanggungkan itu," ucapnya.
 
"Mungkin nanti kita lihat dari Teater Koma ke depannya gimana," sambung Rangga.
 
Rangga juga bercerita selama empat tahun terakhir, sang ayah sering mengeluh sakit pada bagian paha. Kemudian dilakukan pemeriksaan setahun yang lalu dan ternyata diketahui terdapat tumor.
 
"Jadi beliau operasi, tumor di bagian paha kiri diangkat. Ternyata tumor dioperasi 8 November. Setelahnya pulang dari rumah sakit, tiba-tiba awal Desember batuk-batuk, rontgen 3 Desember ternyata ada penyebaran di bagian paru-paru, dipastikan lagi dibawa ke ICU RS Dharmais tanggal 27 Desember. Diteliti lewat rontgen, diambil cairan paru-paru, itu yang bikin sesak napas, ya memang kondisinya kanker (paru-paru)," terang Rangga.
 
"Diambil cairan paru-paru, itu yang bikin sesak napas. Dari tanggal 27 (Desember), kami gantian berjaga sampai akhirnya pulang Senin kemarin," sambungnya.
 
Kondisi kesehatan Nano Riantiarno terus menurun sejak Senin lalu. Rangga mengungkapkan ayahnya mengeluh sakit di bagian bokong karena terlalu lama berbaring.
 
“Kalau dibilang sakit ada, karena kelamaan berbaring. Bagian bokongnya agak sakit, lecet," kata Rangga.
 
Setelah menjalani perawatan di RS Kanker Dharmais, dokter sudah memperbolehkan Nano untuk pulang dan menjalani perawatan sambil membawa selang untuk mengeluarkan cairan dari paru-paru.
 
"Ya pada akhirnya paru-paru napasnya jelek, jadi sulit juga karena bergerak di kasur cukup sulit," pungkasnya.
 
Jenazah Nano Riantiarno rencananya dimakamkan besok Sabtu, 21 Januari 2023 pukul 12.00 WIB di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor.
 
(Raja Alif Adhi Budoyo)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan