Kekuatan sinematografi dari mata seorang sutradara Roy Lolang membuat film ini menyentuh emosi akan rasa sakit yang begitu menoreh. Bagaimana tidak, sinematografer ternama ini telah berkali-kali menorehkan prestasi di dunia perfilman Indonesia. Nomine Piala Citra FFI untuk pengarah sinematografi terbaik adalah satu dari sekian prestasinya.
Roy menyajikan gambar yang sangat indah dari pemandangan alam Atambua. Lokasi yang memanjakan mata dipadukan dengan keahlian dan kejelian dari sinematografer itu. Percampuran eloknya malam yang disertai bulan dan bintang dengan nuansa indah di pagi hari beserta gunung dan rumput cantik menjadi nilai tambah film ini.
Film yang akan rilis pada 18 November itu dapat membuat penonton merasa bahagia dan tenang akan penampakan alam Atambua yang sangat manis sambil menyaksikan lika-liku kehidupan yang pahit.
Sinosis Film Cinta Bete
Film Cinta Bete bercerita tentang perempuan bernama Bete Kaebauk dengan setting lokasi Atambua dan budaya Belu Atambua. Adanya sistem mahar atau disebut Belis menjadikan perempuan dihargai dari besaran mahar yang ditawarkan oleh seorang pria. Rasa cinta Bete kepada sahabatnya Emilio membuatnya patah hati karena Emilio memilih masuk ke sekolah seminari.
Bete yang kemudian bertemu Elfredo membawa Bete pada kehidupan yang tidak diimpikannya semula. Akan tetapi, lamaran Elfredo ditolak oleh ayah Bete karena perbedaan kelas sosial dan Elfredo tidak bisa membayar mahar.
Bete rela kawin lari demi cintanya kepada Elfredo. Namun, Bete mendapat perlakuan kekerasan hingga menghadapi kematian bayi dalam kandungannya yang membuat Bete sakit ingatan. Emilio yang sudah kembali ke kampungnya setelah selesai dengan sekolah teologinya, berusaha untuk menolong Bete.
(Ifdal Ichlasul Amal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
