Larangan ini bukan tanpa alasan; pemerintah Tiongkok memiliki beberapa justifikasi utama untuk kebijakan ini.
Menghindari Penyebaran Takhayul
Pemerintah Tiongkok, yang berlandaskan ideologi komunisme dan materialisme historis, menganggap tayangan dengan tema hantu sebagai bentuk takhayul yang bertentangan dengan prinsip mereka.Menurut ideologi ini, dunia material adalah realitas objektif, dan konsep seperti hantu dianggap sebagai produk dari kepercayaan irasional.
Untuk menjaga rakyat dari kepercayaan takhayul yang dapat dianggap melemahkan rasionalitas dan modernitas, pemerintah melarang tayangan yang dianggap mempromosikan supranatural.
Mengontrol Budaya Populer
Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, sensor telah menjadi alat penting untuk mengontrol budaya populer. Artikel 25 dari Peraturan Administrasi Film (2002) melarang film yang "mempromosikan kultus dan takhayul."Dalam konteks ini, film atau serial dengan elemen hantu sering kali dianggap melanggar aturan tersebut. Pemerintah khawatir bahwa tayangan seperti ini dapat memengaruhi cara berpikir masyarakat, terutama di daerah pedesaan di mana kepercayaan tradisional masih kuat.
Alasan Politis dan Ideologis
Tayangan dengan elemen hantu juga dianggap bertentangan dengan kampanye pemerintah untuk mempromosikan rasionalitas dan modernitas.Selain itu, pemerintah ingin memastikan bahwa konten media mencerminkan nilai-nilai yang selaras dengan ideologi negara. Elemen horor seperti hantu atau roh sering kali dianggap tidak relevan dan berpotensi mengganggu stabilitas sosial.
Censorship yang Ketat
Salah satu contoh nyata dari ketatnya sensor di Tiongkok adalah kasus film "The Possessed." Meskipun film ini mendapat pujian dari para kritikus dan bahkan memenangkan beberapa penghargaan, rencana rilisnya dibatalkan hanya lima hari sebelum tayang dengan alasan "teknis."Alasan ini sering kali menjadi kode untuk keputusan sensor pemerintah. Banyak sineas harus beradaptasi dengan kebijakan ini, misalnya dengan memberikan penjelasan ilmiah untuk elemen supernatural di film mereka agar lolos sensor.
Upaya Melestarikan Genre Horor
Meski menghadapi banyak hambatan, sineas Tiongkok tetap berusaha untuk mempertahankan genre horor. Mereka menemukan cara kreatif untuk menghindari sensor, seperti mengganti penjelasan supernatural dengan pendekatan ilmiah atau psikologis.Salah satu contohnya adalah film "The House That Never Dies," di mana elemen hantu dijelaskan sebagai efek inhalasi gas metana.
Larangan tayangan hantu di Tiongkok mencerminkan upaya pemerintah untuk menjaga kontrol ideologis dan sosial.
Namun, di balik larangan ini, sineas Tiongkok terus berinovasi untuk menjaga genre horor tetap hidup, meskipun harus beradaptasi dengan aturan ketat yang ada. Kreativitas mereka menunjukkan bahwa bahkan di bawah tekanan sensor, seni tetap bisa berkembang.
Baca Juga:
Ada Garuda dan Panda, Ini Dia Logo 75 Tahun Indonesia-Tiongkok
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News