FFI 2015 sukses mengaburkan sekat antara film yang memang dibangun dengan tujuan komersil dengan film yang berangkat dari semangat komunitas dan independen.
Hasilnya luar biasa. Dua kategori bergengsi, Film Terbaik (Siti) dan Sutradara Terbaik (Joko Anwar) dimenangkan oleh mereka yang selama ini dikenal aktif menggarap film alternatif.
"Film Terbaik dan Sutradara Terbaik film-filmnya masuk di festival internasional dan dipilih oleh FFI. Secara umum film yang menang FFI itu berbeda dari film-film festival internasional. Pada tahun ini, terjadi titik temu antara FFI dan film-film yang diuji di kancah internasional. Memang suatu fenomena baru. Itu bagus karena biasanya sangat bertentangan," kata sutradara Garin Nugroho, saat ditemui di kawasan Petogogan, Jakarta Selatan, Selasa (24/11/2015).
Garin menilai, keputusan juri FFI tahun ini, sudah 80 persen tepat. Kemenangan Siti dan Joko Anwar bisa menjadi pelecut semangat perkembangan film nasional. Terutama menumbuhkan semangat para sineas muda dari berbagai daerah.
"Tahun ini, kemenangan orang-orang independen. Langka sekali peristiwa ini di dunia film Indonesia," ucap Garin memuji.
Garin lewat film yang disutradarainya, Guru Bangsa: Tjokroaminoto, mendapat tiga Piala Citra dalam FFI 2015, yaitu untuk kategori Pengarah Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, dan Perancang Busana Terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
