Perekaman biometrik pertama di Asrama Haji Donohudan dilakukan pada hari pertama pemberangkatan haji. Sebanyak 20 unit alat disiapkan untuk melaksanakan tahapan perekaman data meliputi rekam retina dan sidik jari.
Petugas perekam biometrik pada hari pertama dinilai masih lambat. “Hari ini ada yang sampai tujuh menit (per calon haji), mungkin nanti kloter berikutnya bisa lebih cepat,” ungkap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, usai memberangkatkan jemaah calon haji kloter pertama, Selasa, 17 Juli 2018..
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Gubernur meminta, para petugas segera membiasakan diri dan bekerja cepat. Dia mengaku, memang membutuhkan latihan untuk bisa bekerja cepat. "Perlu dibiasakan," singkat dia.
Ia mengemukakan, perekaman biometrik di asrama haji meringankan jemaah saat tiba di Tanah Suci. Sehingga jemaah calon haji tidak perlu mengantre setibanya di Arab Saudi.
“Dan ini kan sifatnya mendigitalkan, membuat elektronik, membuat menjadi lebih akurat,” imbuhnya.
Sementara Kasubag Humas PPIH Embarkasi Haji Donohudan Afief Mundzir mengemukakan, tahap awal perekaman biometrik petugas mengalokasikan waktu 4 jam untuk satu kloter. Artinya tiap calon haji membutuhkan waktu 5 hingga 7 menit untuk merekam biometrik.
“Untuk saat ini petugas memang masih penyesuaian dengan alat dan masih adaptasi,” kata Afief.
Dia menerangakn, calon haji bisa langsung menuju bus dan pemondokan bila rekam biometrik telah dilakukan sejak awal di Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)