Apa itu Tawaf Wada?
Dalam bahasa Arab, "wada" berarti perpisahan. Oleh karenanya Tawaf Wada disebut juga sebagai tawaf perpisahan. Tawaf Wada dilakukan sebanyak tujuh kali putaran mengelilingi Ka'bah, namun tidak disertai dengan sa'i.Tawaf Wada, yang juga dikenal sebagai Tawaf Shadr, wajib dilakukan oleh jemaah sebelum meninggalkan Kota Makkah dan kembali ke negara asal masing-masing. Ibadah ini menjadi ungkapan penghormatan terakhir kepada Baitullah sebelum berpisah dengan Tanah Suci.
Bagi jemaah yang tidak mampu melaksanakan tawaf wada karena suatu alasan, maka diwajibkan membayar dam, yaitu menyembelih seekor kambing. Meski demikian, dalam hadis riwayat Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah SAW memberikan keringanan bagi perempuan yang sedang haid atau dalam masa nifas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Perempuan yang mengalami haid atau nifas bisa melaksanakan tawaf wada setelah suci. Namun, bila mereka tidak memiliki waktu untuk menunggu dan harus segera meninggalkan Makkah, maka kewajiban tawaf tersebut tidak lagi diberlakukan.
Sebagai gantinya, penghormatan kepada Baitullah cukup dilakukan dengan membaca doa di depan pintu gerbang Masjidil Haram.
Baca juga:Tinjau Tenda di Arafah, Menag Pastikan Fasilitas untuk Jemaah Haji Memadai |
Niat Tawaf Wada
Allaahumma innii nawaitu thawaafa baitikal mu’azhzhami sab’ata asyawaathin fayassirhu lii wa taqabbalhu minnii bismillaahi Allahu Akbaru Allahu Akbaru wa lillaahil hamdu.Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berniat tawaf di rumah-Mu yang agung dengan tujuh kali putaran. Maka mudahkanlah untukku dan terimalah tawaf itu dengan menyebut nama Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah segala puji.”
Doa Tawaf Wada

Allaahumma innii 'abduka wabnu 'abdika wabnu amatika, hamaltanii 'alaa maa sakhkharta lii min khalqika, wa satartanii fii bilaadika hattaa ballagtanii bi ni'matika ilaa baitika wa a'antanii 'alaa adaa-i nusukii. Fa-in kunta radhiita 'annii fazdad 'annii ridhan, wa illa fa minal aana fardha 'annii qabla an tan-a 'an baitika darii. Fa haadzaa awaanu inshiraafi in adzinta lii ghaira mustabdilin bika wa laa bi baitika wa laa raaghibin 'anka wa laa 'an baitika. Allaahumma fash-hibniyal 'aafiyata fii badanii wash-shihhata fii jismii wal 'ishmata fii diinii wa ahsin munqalabii warzuqnii thaa'ataka maa abqaitanii wajma' lii baina khairad dunyaa wal aakhirati, innaka 'alaa kulli syai-in qadiir
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, anak hamba perempuan-Mu, Engkau membawaku di atas makhluk-Mu yang telah Engkau kuasakan untukku dan Engkau telah menjagaku di negeri-Mu hingga Engkau menyampaikanku di rumah-Mu, berkat nikmat-Mu, dan memberikan pertolongan kepadaku untuk melaksanakan ibadahku. Jika Engkau ridha terhadapku, maka tambahilah keridhaan terhadapku.
Dan jika Engkau tidak ridha terhadapku, maka mulai sekarang ridhailah aku sebelum rumahku jauh dari rumah-Mu. Ini adalah waktu perpisahan jika Engkau meridhaiku. Aku ingin berpisah tanpa ingin mengganti-Mu (sebagai Tuhan) dan rumah-Mu (dengan yang lain) dan tanpa menyertai rasa tidak senang kepada-Mu dan kepada rumah- Mu.
Ya Allah, berilah aku keselamatan badan, kesehatan raga, dan keterjagaan agama. Ya Allah, perbaikilah masa depanku, berilah aku rezeki berupa taat kepada-Mu selama Engkau memberikan kehidupan kepadaku, dan kumpulkanlah kebaikan dunia dan akhirat untukku. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Baca juga:6 Cara Cegah Heat Stroke saat Armuzna |
Doa sesudah Tawaf Wada
Setekag melaksanakan tawaf wada, jemaah dianjurkan berdiri di Multazam, tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Kakbah atau yang searah, lalu membaca doa sebagai berikut:
Allaahummal baitu baituka wal ‘abdu ‘abduka wabnu ‘abdika wabnu amatika hamaltanii ‘ala maa sakhkharta lii min khalqika, hatta sayyartanii fii bilaa dika, wa ballaghtanii bini’matika hatta a’antanii ‘ala qadhaa-i manaa sikika, fain kunta radhiita ‘annii fazdad ‘annii ridha.
Wa illaa faminal aana qabla ayyan-a ‘an baitika daarii. Haadzaa awaa nun shiraafii. In adzinta lii ghaira mustabdilin bika walaa bibaitika, walaa raaghibin ‘anka walaa ‘an baitika. Allaahumma fa-ashhibnii al’aa fiyata fii badanii wal ‘ishmata fii diinii, wa ahsin munqalanii, warzuqnii thaa’ataka maa abqaitanii wajma’ lii khairayil aakhirati waddunyaa, innaka ‘ala kulli syai-in qadiirun.”
Artinya: “Ya Allah, baitu (rumah) ini adalah rumah-Mu, dan hamba ini adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Engkau telah membawaku melalui apa yang telah Engkau tundukkan kepadaku dari kalngan makhluk-Mu sehingga Engkau menyampaikan diriku ke negeri-Mu serta memberiku bekal dengan nikmat-Mu hingga Engkau membantuku untuk menunaikan manasik-manasik-Mu.
Jika Engkau rida kepadaku, maka tambahkanlah keridaan-Mu kepadaku; dan jika tidak, maka sejak sekarang (ridailah diriku) sebelum rumahku menjauh dari rumah-Mu. Sekarang adalah masa keberangkatanku, jika Engkau mengizinkanku tanpa melupakan Engkau dan rumah-Mu, serta tanpa ada rasa benci kepada-Mu dan kepada rumah-Mu.
Ya Allah, semoga kesehatan badanku selalu menyertaiku dan agamaku terpelihara. Perbaikilah tempat kembaliku, dan berilah aku rezeki dengan ketaatan kepada-Mu selama Engkau menetapkan diriku, dan himpunlah bagiku kebaikan di akhirat dan di dunia, sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(PRI)