Safuan Azis, 64, bisa beribadah haji. (Budi Arista R)
Safuan Azis, 64, bisa beribadah haji. (Budi Arista R)

Tukang Tambal Ban Naik Haji

Haji Haji 2018
Budi Arista Romadhoni • 25 Juli 2018 12:19
Semarang: Tukang tambal ban, Safuan Azis, 64, dan istrinya Musharofah, 54, warga Mangunharjo RT 02, RW. 02, Kecematan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah, akhirnya mendapat kesempatan berangkat ke Tanah Suci. Safuan sebelumnya ragu bisa melaksanakan ibadah haji lantaran penghasilannya tak sampai Rp50 ribu per hari.
 
Safuan mengaku malu saat memperkenalkan diri saat pelatihan atau manasik haji. "Waktu perkenalan saya minder. Jabatan yang lain ada dokter, guru, atau pengusaha. Terakhir saya harus memperkenalkan diri. Saya inget ada sinetron Tukang Bubur Naik Haji, kemudian saya jujur saja kalau bilang saya dokter ban dan direktur pertamini (penjual BBM eceran) pengen naik haji," katanya kepada Medcom.id saat ditemui di rumahnya, Rabu, 25 Juli 2018.
 
Safuan menceritakan penghasilannya setiap hari tidaklah cukup untuk kehidupan sehari-hari, apalagi berhaji. Tapi, dia selalu menyisihkan uang dari sisa kebutuhan sehari-hari.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Dari setelah subuh saya sudah buka. Kadang ya dapat Rp10 ribu, kadang hanya ganti ban, hanya isi bensin atau isi angin. Sehari kadang Rp50 ribu, kadang bisa lebih, kadang ya kurang," ungkapnya.
 
Safuan yang hanya tamatan SD juga pernah bekerja serabutan seperti tukang ojek, tukang batu, tukang becak, dan akhirnya di usianya yang lanjut memilih bekerja di rumah.
 
"Saran dari istri untuk bekerja di rumah saja, kemudian disuruh buka tambal ban di tahun 2008. Dengan alasan istri, supaya saya tidak sakit-sakitan," tuturnya.
 
Dia mangaku awalnya tidak berniat untuk mendaftar haji, namun sang istri sangat ingin bisa pergi ke Makkah untuk melaksanakan rukun Islam ke lima.
 
"Istri mengajak daftar haji. Dulu tahun 2010 sebenarnya istri bilang nyuruh saya berangkat haji sendiri. Tapi saya tidak mau. Saya maunya berdua, akhirnya 2011 daftar berdua. Antre tujuh tahun, tahun ini insyallah berangkat," ucapnya.
 
Safuan Azis dan istrinya Musharofa tergabung di Kloter 70, akan berangkat 6 Agustus 2018. Pasangan suami istri itu tinggal menghitung hari untuk dapat beribadah haji. Ia berpesan jika ingin berhaji, yang pertama adalah niat, soal rezeki pasti akan datang.
 
"Yang penting niat, biaya haji jangan dihitung, yang namanya dipanggil ke Makkah itu jatahnya masing-masing. Penghasilan tidak pernah saya hitung. Sedikit banyak disyukuri," tandasnya.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(LDS)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif