Kepala Kementerian Agama Kota Semarang, Muhammad Habib memastikan, jemaah kategori risiko tinggi sudah lolos tes kesehatan yang dilakukan bertahap.
"Kita sudah melakukan cek kesehatan buat mereka dan semuanya dinyatakan sehat meski dari pemerintah tetap memberikan perhatian khusus selama mereka menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Makkah," ungkapnya ketika ditemui dikantornya, di Semarang, Kamis 17 Juli 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Habib mengatakan, jemaah risiko tinggi mayoritas berusia 50 tahun sampai 90 tahun. Dia mengaku, telah mengingatkan jemaah haji risiko tinggi untuk menja kondisi kesehatan selama beribadah haji. Selain itu, pemerintah pun telah melarang jemaah yang diketahui mengidap penyakit menahun.
"Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tidak menerima jemaah yang melakukan cuci darah. Pasti ditolak berangkat haji. Alatnya kan mahal. Penyelenggara haji di sana pasti kerepotan menangani hal-hal tersebut," ujarnya.
Habib menyatakan, ada enam kelompok terbang (kloter) jemaah yang berangkat dari Semarang. Total calon haji yang berangkat berkurang 15 persen atau 1.919 orang ketimbang pada 2017 lalu yakni sekitar 2.100 orang.
Menurut Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Wilayah Kemenag Kota Semarang, Sumari, dari 1.919 calon haji yang bertolak ke Tanah Suci punya pekerjaan yang beragam.
Mulai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 457 orang, petani 47 orang, pedagang 122 orang, TNI/Polri 43 orang serta wiraswasta 548 orang.
"Rinciannya ada 1.050 wanita serta sebanyak 869 pria," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)