YOUR FASHION
Baju Ganjar-Mahfud Saat Preskon Debat ke-4 Pilpres, Buah Tangan Para Perajin dari Bahan Alami
Yatin Suleha
Minggu 21 Januari 2024 / 23:58
Jakarta: Sekali lagi, pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahud bikin surprise publik. Setelah dalam debat Mahfud MD memakai baju ala Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) yaitu kemeja PDL berwarna army muda, selepas debat pasangan ini tampil lagi dengan busana yang berbeda.
Baju berwarna hitam yang dipakai Ganjar dan coklat muda dipakai oleh Mahfud bertuliskan "Sat Set" dan "Tas Tes" ini sekilas mirip dengan potongan jas. Dengan model asimetris di bagian kancing depan dan potongan bawah, siluet pattern-nya terlihat stylish.
Dalam akhir dari konferensi pers pasca debat ke-4 Pilpres, Mahfud membacakan sebuah kisah perjalanan tentang baju yang ia dan Ganjar pakai. Sesuai dengan tema kali ini yang berkaitan dengan lingkungan hidup Mahfud MD memberikan penjelasannya. Siapa sangka, nyatanya kemeja semi jas ini semuanya terbuat dari bahan alami. Ini kata Mahfud saat konferensi persnya.
"Ini saya mau baca dulu ya, pesan dari TPN (Tim Pemenangan Nasional). Baju yang saya pakai bersama Pak Ganjar ini merupakan aksi nyata dan balutan harapan perempuan Indonesia untuk merawat Ibu Pertiwi kita yang sakit," buka Mahfud.
"Izinkan saya bercerita tentang perjalanan baju ini. Baju ini terbuat dari kapas yang mudah terurai secara alami, kapas ini ditanam oleh petani perempuan di Tuban, Jawa Timur dengan teknik tumpang sari tanpa menggunakan bahan kimia. Kapas diproduksi menjadi benang dan ditenun secara manual menjadi sehelai kain. Pewarnaan menggunakan pewarna alami dari tanaman bukan kimia sehingga menghindari penggunaan 2.5 juta liter bahan kimia," jelas Mahfud.

(Pasangan Ganjar dan Mahfud saat memberikan keterangan usai debat keempat pilpres. Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube Medcom.id)
Lebih lanjut Mahfud mengatakan, "Sementara kancingnya diproduksi di Makassar ini kancingnya, kain dijahit oleh ibu-ibu di Desa Badung, Bali menggambarkan semangat dan kerja keras mereka untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi keluarganya di masa depan di mana 100% dari mereka menerima upah yang layak."
"Dibutuhkan waktu 180 hari/6 bulan untuk tumbuh, memintal, menenun dan menjahit baju. Proses ini telah menebarkan dampak positif untuk 1.500-an kehidupan terdiri dari petani hingga penjahit. Juga berhasil mencegah produksi 80 ton CO2 dan menggenerasi 30 hektar lahan melalui daur ulang sampah dan mengubah tanah kering menjadi agroforestri," sambung Mahfud.
"Sebelumnya, para ibu perajin terdampak bahan kimia yang bahaya bagi kesehatan dan mencemari sumber air dan juga tidak mendapatkan penghidupan yang layak. Pengembangan penanaman kapas asli Indonesia juga menjadi inspirasi di mana sekarang lebih dari 90% kita mengimpor kapas. Padahal di tahun 1940 sampai 1950 Indonesia adalah salah satu produsen kapas global terbesar," lanjut Mahfud.
"Akhirnya saudara, karena ini topiknya topik tentang lingkungan dan kelestarian alam apa pesannya? Kisah yang saya sampaikan tadi membuktikan bahwa kita bisa membangun Indonesia unggul yang adil dan lestari untuk seluruh rakyat. Kita bisa hidup layak dan berkembang di rumah kita sendiri dengan menjaga kearifan lokal dan keberagaman. Pembangunan ke depan harus melihat bukan hanya aspek ekonomi, tetapi juga lingkungan dan sosial untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," pungkas Mahfud MD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Baju berwarna hitam yang dipakai Ganjar dan coklat muda dipakai oleh Mahfud bertuliskan "Sat Set" dan "Tas Tes" ini sekilas mirip dengan potongan jas. Dengan model asimetris di bagian kancing depan dan potongan bawah, siluet pattern-nya terlihat stylish.
Dalam akhir dari konferensi pers pasca debat ke-4 Pilpres, Mahfud membacakan sebuah kisah perjalanan tentang baju yang ia dan Ganjar pakai. Sesuai dengan tema kali ini yang berkaitan dengan lingkungan hidup Mahfud MD memberikan penjelasannya. Siapa sangka, nyatanya kemeja semi jas ini semuanya terbuat dari bahan alami. Ini kata Mahfud saat konferensi persnya.
"Ini saya mau baca dulu ya, pesan dari TPN (Tim Pemenangan Nasional). Baju yang saya pakai bersama Pak Ganjar ini merupakan aksi nyata dan balutan harapan perempuan Indonesia untuk merawat Ibu Pertiwi kita yang sakit," buka Mahfud.
"Izinkan saya bercerita tentang perjalanan baju ini. Baju ini terbuat dari kapas yang mudah terurai secara alami, kapas ini ditanam oleh petani perempuan di Tuban, Jawa Timur dengan teknik tumpang sari tanpa menggunakan bahan kimia. Kapas diproduksi menjadi benang dan ditenun secara manual menjadi sehelai kain. Pewarnaan menggunakan pewarna alami dari tanaman bukan kimia sehingga menghindari penggunaan 2.5 juta liter bahan kimia," jelas Mahfud.

(Pasangan Ganjar dan Mahfud saat memberikan keterangan usai debat keempat pilpres. Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube Medcom.id)
Mahfud MD: "Bukti kita bisa membangun Indonesia unggul yang adil dan lestari"
Lebih lanjut Mahfud mengatakan, "Sementara kancingnya diproduksi di Makassar ini kancingnya, kain dijahit oleh ibu-ibu di Desa Badung, Bali menggambarkan semangat dan kerja keras mereka untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi keluarganya di masa depan di mana 100% dari mereka menerima upah yang layak."
"Dibutuhkan waktu 180 hari/6 bulan untuk tumbuh, memintal, menenun dan menjahit baju. Proses ini telah menebarkan dampak positif untuk 1.500-an kehidupan terdiri dari petani hingga penjahit. Juga berhasil mencegah produksi 80 ton CO2 dan menggenerasi 30 hektar lahan melalui daur ulang sampah dan mengubah tanah kering menjadi agroforestri," sambung Mahfud.
"Sebelumnya, para ibu perajin terdampak bahan kimia yang bahaya bagi kesehatan dan mencemari sumber air dan juga tidak mendapatkan penghidupan yang layak. Pengembangan penanaman kapas asli Indonesia juga menjadi inspirasi di mana sekarang lebih dari 90% kita mengimpor kapas. Padahal di tahun 1940 sampai 1950 Indonesia adalah salah satu produsen kapas global terbesar," lanjut Mahfud.
"Akhirnya saudara, karena ini topiknya topik tentang lingkungan dan kelestarian alam apa pesannya? Kisah yang saya sampaikan tadi membuktikan bahwa kita bisa membangun Indonesia unggul yang adil dan lestari untuk seluruh rakyat. Kita bisa hidup layak dan berkembang di rumah kita sendiri dengan menjaga kearifan lokal dan keberagaman. Pembangunan ke depan harus melihat bukan hanya aspek ekonomi, tetapi juga lingkungan dan sosial untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," pungkas Mahfud MD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)