YOUR FASHION
Nagita Slavina, Cover Me Not, dan Fuguku Gaungkan Sustainable Fashion di JFW 2024
Yuni Yuli Yanti
Senin 30 Oktober 2023 / 10:00
Jakarta: Belakangan ini, industri fesyen diramaikan oleh tema-tema sustainable (keberlanjutan) yang banyak digaungkan oleh brand-brand fashion baik lokal maupun internasional.
Diketahui, sustainable fashion adalah salah satu konsep kecintaan pada lingkungan yang diwujudkan tidak hanya dalam kegiatan praktik hidup berkelanjutan saja, tetapi juga dari cara berpakaian.
Konsep ini dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan dan proses produksi pakaian itu sendiri. Konsep ini mendorong industri fashion memberikan dampak yang lebih baik terhadap kelestarian bumi dan kesejahteraan para pekerjanya.
Di hari keempat Jakarta Fashion Week 2024, tepatnya pada Kamis, 26 Oktober 2024, pagelaran fesyen terbesar di Indonesia ini mengusung tema sustainable dengan pertunjukan dari Dewi's Luxe Market yang mempersembahkan 'Tropical Odyssey.'
Bersama beberapa jenama lokal ternama yakni COVER ME NOT, FUGUKU, dan NAGITA SLAVINA, mereka memeriahkan panggung JFW 2024 dengan tampilan koleksi pakaian yang unik, modis, dan ramah lingkungan, seperti berikut ini:
Koleksi ini memperkenalkan busana-busana berbahan denim dan busana bercorak abstract. Setiap abstract printing itu menjadi bukti akan keindahan dan kecantikan dari sesuatu yang tidak sempurna.

(Foto: Dok. JFW)
Nagita mengungkapkan bahwa dirinya melihat banyak orang yang menyukai bahan denim, sehingga ia pun bekerjasama dengan brand denim lokal dan menggunakan bahan yang sudah tidak dipakai lagi untuk dibuat menjadi beberapa item fashion.
"Pada Koleksi 'Epiphany' kami bekerjasam dengan Lois Jeans. Kami mengkonstruksi ulang produk denim yang sudah tidak terpakai menjadi potongan busana dengan look baru yang trendy," aku Nagita.
Melalui fesyen, Kelly ingin menghidupkan Petruk sebagai pahlawan dan penjaga laut.
Koleksi ini terdiri dari 20 look, yang diproduksi dengan proses yang berkelanjutan dan minim limbah.

(Foto: Dok. JFW)
Sisa bahan pembuatan bikini dan pakaian digunakan untuk membuat produk-produk lain, seperti topi, tas, dan lain-lain. "Koleksi kali ini tidak hanya tentang look, tapi juga edukasi dan aksi tentang lingkungan laut dan budaya wayang. Harapannya agar masyarakat lebih sadar untuk mencintai dan menjaga laut dan wayang agar tetap lestari," tutur Kelly Tandiono.
yang tidak diketahui, yang mendalam, dan ranah ide-ide yang belum dipetakan. Savira Lavinia, CEO Fuguku mengaku selalu terpesona oleh keindahan laut dan daya hidup.
Terinspirasi dari hobi scuba-diving (menyelam), Savira memberikan sentuhan keajaiban kedalaman laut pada koleksinya, serta palet warna cerah, seperti hijau neon, biru, merah muda, oranye, ungu, serta gradien dari biru muda ke biru tua, hitam dan putih.
Kecintaan Savira pada laut memainkan peran penting berperan dalam membentuk filosofi desain khas Fuguku. Savira memulai eksplorasi selama setahun untuk menemukan teknik dan alat baru kerajinan kain yang terinspirasi dari teknik "jumputan" tradisional Indonesia secara luas dikenal di Sumatera dan Jawa Tengah.

(Foto: Dok. JFW)
Komitmen Fuguku terhadap keberlanjutan juga terlihat dari pemilihan bahan. Merek ini memanfaatkan limbah daur ulang, yang tidak hanya meminimalkan tempat pembuangan sampah tetapi juga juga mendukung kelompok ibu rumah tangga dari daerah pinggiran kota di Jakarta.
"Melalui pendekatan buatan tangan yang menyediakan lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat, lebih jauh lagi Fuguku ingin menekankan dedikasi merek terhadap kesadaran sosial dan lingkungan," tutup Savira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Diketahui, sustainable fashion adalah salah satu konsep kecintaan pada lingkungan yang diwujudkan tidak hanya dalam kegiatan praktik hidup berkelanjutan saja, tetapi juga dari cara berpakaian.
Konsep ini dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan dan proses produksi pakaian itu sendiri. Konsep ini mendorong industri fashion memberikan dampak yang lebih baik terhadap kelestarian bumi dan kesejahteraan para pekerjanya.
Di hari keempat Jakarta Fashion Week 2024, tepatnya pada Kamis, 26 Oktober 2024, pagelaran fesyen terbesar di Indonesia ini mengusung tema sustainable dengan pertunjukan dari Dewi's Luxe Market yang mempersembahkan 'Tropical Odyssey.'
Bersama beberapa jenama lokal ternama yakni COVER ME NOT, FUGUKU, dan NAGITA SLAVINA, mereka memeriahkan panggung JFW 2024 dengan tampilan koleksi pakaian yang unik, modis, dan ramah lingkungan, seperti berikut ini:
Epiphany by Nagita Slavina
Nagita Slavina menjadikan koleksi 'Epiphany' sebagai salah satu bentuk cinta dan ketertarikannya akan dunia seni. 'Epiphany' berarti pencerahan di mana koleksi ini terinspirasi dari setiap proses, hambatan, dan ketidaksempurnaan dalam hidup yang bisa menjadi sebuah karya dan hasil yang bernilai.Koleksi ini memperkenalkan busana-busana berbahan denim dan busana bercorak abstract. Setiap abstract printing itu menjadi bukti akan keindahan dan kecantikan dari sesuatu yang tidak sempurna.

(Foto: Dok. JFW)
Nagita mengungkapkan bahwa dirinya melihat banyak orang yang menyukai bahan denim, sehingga ia pun bekerjasama dengan brand denim lokal dan menggunakan bahan yang sudah tidak dipakai lagi untuk dibuat menjadi beberapa item fashion.
"Pada Koleksi 'Epiphany' kami bekerjasam dengan Lois Jeans. Kami mengkonstruksi ulang produk denim yang sudah tidak terpakai menjadi potongan busana dengan look baru yang trendy," aku Nagita.
Petruk of The Sea by Cover Me Not
Ide koleksi 'Petruk of the Sea' telah ada sejak tahun 2022 lalu, berawal dari kecintaan Kelly Tandiono pada laut. Apresiasinya pada budaya Indonesia, khususnya wayang, mempertemukan Kelly dengan ilustrator Hagung Sihag dan menginspirasinya untuk berkreasi membuat kampanye fesyen, dengan tema Adam dan Hawa, di mana segalanya bermula.Melalui fesyen, Kelly ingin menghidupkan Petruk sebagai pahlawan dan penjaga laut.
Koleksi ini terdiri dari 20 look, yang diproduksi dengan proses yang berkelanjutan dan minim limbah.

(Foto: Dok. JFW)
Sisa bahan pembuatan bikini dan pakaian digunakan untuk membuat produk-produk lain, seperti topi, tas, dan lain-lain. "Koleksi kali ini tidak hanya tentang look, tapi juga edukasi dan aksi tentang lingkungan laut dan budaya wayang. Harapannya agar masyarakat lebih sadar untuk mencintai dan menjaga laut dan wayang agar tetap lestari," tutur Kelly Tandiono.
The Deep Sea by Fuguku
Koleksi 'The Deep Sea' mengambil inspirasi dari kedalaman laut, melambangkanyang tidak diketahui, yang mendalam, dan ranah ide-ide yang belum dipetakan. Savira Lavinia, CEO Fuguku mengaku selalu terpesona oleh keindahan laut dan daya hidup.
Terinspirasi dari hobi scuba-diving (menyelam), Savira memberikan sentuhan keajaiban kedalaman laut pada koleksinya, serta palet warna cerah, seperti hijau neon, biru, merah muda, oranye, ungu, serta gradien dari biru muda ke biru tua, hitam dan putih.
Kecintaan Savira pada laut memainkan peran penting berperan dalam membentuk filosofi desain khas Fuguku. Savira memulai eksplorasi selama setahun untuk menemukan teknik dan alat baru kerajinan kain yang terinspirasi dari teknik "jumputan" tradisional Indonesia secara luas dikenal di Sumatera dan Jawa Tengah.

(Foto: Dok. JFW)
Komitmen Fuguku terhadap keberlanjutan juga terlihat dari pemilihan bahan. Merek ini memanfaatkan limbah daur ulang, yang tidak hanya meminimalkan tempat pembuangan sampah tetapi juga juga mendukung kelompok ibu rumah tangga dari daerah pinggiran kota di Jakarta.
"Melalui pendekatan buatan tangan yang menyediakan lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat, lebih jauh lagi Fuguku ingin menekankan dedikasi merek terhadap kesadaran sosial dan lingkungan," tutup Savira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)