YOUR FASHION
Pernah Dipakai Taeyong NCT, Ini Sejarah dan Daya Pikat Batik Gedog Tuban
Medcom
Rabu 02 Oktober 2024 / 11:28
Jakarta: Lee Tae-yong yang biasa dikenal dengan Taeyong NCT beberapa waktu lalu menjadi sorotan karena pamer pakai batik. Fakta menariknya, batik yang dipakai Taeyong NCT adalah Batik Gedog yang merupakan batik khas Tuban, Jawa Timur.
Batik Gedog diproduksi di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Proses membatik ini dilakukan oleh masyarakat setempat, terutama saat mereka tidak sedang bercocok tanam atau menunggu musim tanam.
Batik Gedog menyimpan makna filosofis yang mendalam, salah satunya adalah simbolisasi keserakahan manusia terhadap bumi. Unsur tumbuhan dalam motif batik ini melambangkan kebutuhan manusia akan kehidupan, sementara burung melambangkan kehidupan di dunia atas.
Dikutip dari laman iainutuban.ac.id, Batik Gedog memiliki sejarah panjang yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Tuban. Menurut sejarah, batik ini pertama kali diperkenalkan oleh Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok saat masa Kerajaan Majapahit.
Batik Gedog mengadopsi nuansa Tiongkok, salah satunya terlihat pada motif burung Hong yang menjadi ciri khasnya. Seiring waktu, batik ini diadopsi oleh Ki Jontro, seorang pengikut Ronggolawe.
Ketika Ronggolawe memberontak melawan Majapahit, ia dan para pengikutnya bersembunyi di hutan. Di sana, Ki Jontro menenun pakaian untuk tentara menggunakan mesin tenun tradisional yang kemudian dinamakan "Gedog" berdasarkan bunyi nyaring yang dihasilkan dari alat tenun saat digunakan.
Awalnya, kain tenun hanya memiliki motif garis-garis yang mengikuti alur benang. Namun, setelah mendapatkan pengaruh dari Batik Lokcan yang dibawa Laksamana Cheng Ho, motif batik Gedog mulai berkembang menjadi lebih variatif dan memiliki desain yang lebih kaya.
Proses pembuatan Batik Gedog sangat panjang dan penuh kesabaran. Proses ini dimulai dari menanam kapas hingga menghasilkan kain tenun kasar yang siap diolah menjadi batik. Butuh waktu sekitar satu bulan untuk menenun kain sepanjang tiga meter dengan lebar sekitar satu meter. Setelah penenunan selesai, barulah proses pencelupan ikat dan teknik penulisan motif batik dimulai.
Batik Gedog memiliki karakteristik kain yang kasar dan tebal, karena benang katun yang digunakan juga tebal. Motif-motif yang sering ditemukan pada Batik Gedog meliputi bentuk-bentuk geometris, tumbuhan, dan burung yang merepresentasikan kehidupan dan kebutuhan manusia. Beberapa motif khasnya antara lain Lokchan, Kolo Rambat, dan Ganggeng.
Selain itu, batik Gedog dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tapih dan salwar, dan juga memiliki variasi corak berdasarkan warna. Ada batik putih yang didesain dengan warna biru tua atau hitam, batik merah yang disebut Bangrod, serta perpaduan warna merah dan biru tua dalam dasi Melengkung.
Motif burung pada Batik Gedog melambangkan kehidupan di dunia atas, sementara motif tumbuhan mencerminkan kebutuhan manusia akan konsumsi. Setiap pola digambarkan secara geometris dan simetris, mencerminkan tekstur kasar dan unik dari kain Gedog itu sendiri.
Batik Gedog juga memiliki peran penting dalam upacara pernikahan masyarakat setempat. Kain batik ini sering dijadikan sebagai bingkisan dari pihak pengantin pria kepada mempelai wanita. Pada masa lampau, keluarga kaya biasanya memberikan hingga 100 lembar kain batik sebagai bagian dari seserahan pernikahan.
Sayangnya, Batik Gedog kini terancam punah. Salah satu penyebabnya adalah semakin sedikitnya pemuda yang berminat untuk melanjutkan tradisi membatik. Banyak generasi muda yang memilih merantau ke kota untuk bekerja, daripada meneruskan warisan budaya nenek moyang mereka di desa. Situasi ini mengancam kelestarian Batik Gedog yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.
Meski begitu, Batik Gedog tetap menjadi salah satu kebanggaan Indonesia. Tak hanya dikenal di dalam negeri, batik ini juga telah meraih perhatian internasional. Salah satunya Taeyong dari NCT, pernah mengenakan Batik Gedog, yang semakin memperkuat pengakuan akan keunikan kain tradisional asal Tuban ini.
Yayasan Batik Indonesia (YBI) menjadikan Batik Gedog sebagai ikon Hari Batik Nasional 2024. Adapun tema Hari Batik Nasional tahun ini adalah "Bangga Berbatik" untuk merayakan Hari Batik Nasional. (Suchika Julian Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(RUL)
Batik Gedog diproduksi di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Proses membatik ini dilakukan oleh masyarakat setempat, terutama saat mereka tidak sedang bercocok tanam atau menunggu musim tanam.
Batik Gedog menyimpan makna filosofis yang mendalam, salah satunya adalah simbolisasi keserakahan manusia terhadap bumi. Unsur tumbuhan dalam motif batik ini melambangkan kebutuhan manusia akan kehidupan, sementara burung melambangkan kehidupan di dunia atas.
Sejarah Batik Gedog
Dikutip dari laman iainutuban.ac.id, Batik Gedog memiliki sejarah panjang yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Tuban. Menurut sejarah, batik ini pertama kali diperkenalkan oleh Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok saat masa Kerajaan Majapahit.
Batik Gedog mengadopsi nuansa Tiongkok, salah satunya terlihat pada motif burung Hong yang menjadi ciri khasnya. Seiring waktu, batik ini diadopsi oleh Ki Jontro, seorang pengikut Ronggolawe.
Ketika Ronggolawe memberontak melawan Majapahit, ia dan para pengikutnya bersembunyi di hutan. Di sana, Ki Jontro menenun pakaian untuk tentara menggunakan mesin tenun tradisional yang kemudian dinamakan "Gedog" berdasarkan bunyi nyaring yang dihasilkan dari alat tenun saat digunakan.
Awalnya, kain tenun hanya memiliki motif garis-garis yang mengikuti alur benang. Namun, setelah mendapatkan pengaruh dari Batik Lokcan yang dibawa Laksamana Cheng Ho, motif batik Gedog mulai berkembang menjadi lebih variatif dan memiliki desain yang lebih kaya.
Baca juga: Yuk Kenali! Ini Beragam Jenis Batik Berdasarkan Teknik Pembuatannya? |
Ciri Khas Batik Gedog
Proses pembuatan Batik Gedog sangat panjang dan penuh kesabaran. Proses ini dimulai dari menanam kapas hingga menghasilkan kain tenun kasar yang siap diolah menjadi batik. Butuh waktu sekitar satu bulan untuk menenun kain sepanjang tiga meter dengan lebar sekitar satu meter. Setelah penenunan selesai, barulah proses pencelupan ikat dan teknik penulisan motif batik dimulai.
Batik Gedog memiliki karakteristik kain yang kasar dan tebal, karena benang katun yang digunakan juga tebal. Motif-motif yang sering ditemukan pada Batik Gedog meliputi bentuk-bentuk geometris, tumbuhan, dan burung yang merepresentasikan kehidupan dan kebutuhan manusia. Beberapa motif khasnya antara lain Lokchan, Kolo Rambat, dan Ganggeng.
Selain itu, batik Gedog dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tapih dan salwar, dan juga memiliki variasi corak berdasarkan warna. Ada batik putih yang didesain dengan warna biru tua atau hitam, batik merah yang disebut Bangrod, serta perpaduan warna merah dan biru tua dalam dasi Melengkung.
Makna Simbolis Batik Gedog
Motif burung pada Batik Gedog melambangkan kehidupan di dunia atas, sementara motif tumbuhan mencerminkan kebutuhan manusia akan konsumsi. Setiap pola digambarkan secara geometris dan simetris, mencerminkan tekstur kasar dan unik dari kain Gedog itu sendiri.
Batik Gedog juga memiliki peran penting dalam upacara pernikahan masyarakat setempat. Kain batik ini sering dijadikan sebagai bingkisan dari pihak pengantin pria kepada mempelai wanita. Pada masa lampau, keluarga kaya biasanya memberikan hingga 100 lembar kain batik sebagai bagian dari seserahan pernikahan.
Ancaman Kepunahan Batik Gedog
Sayangnya, Batik Gedog kini terancam punah. Salah satu penyebabnya adalah semakin sedikitnya pemuda yang berminat untuk melanjutkan tradisi membatik. Banyak generasi muda yang memilih merantau ke kota untuk bekerja, daripada meneruskan warisan budaya nenek moyang mereka di desa. Situasi ini mengancam kelestarian Batik Gedog yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.
Meski begitu, Batik Gedog tetap menjadi salah satu kebanggaan Indonesia. Tak hanya dikenal di dalam negeri, batik ini juga telah meraih perhatian internasional. Salah satunya Taeyong dari NCT, pernah mengenakan Batik Gedog, yang semakin memperkuat pengakuan akan keunikan kain tradisional asal Tuban ini.
Batik Gedog Ikon Hari Batik Nasional 2024
Yayasan Batik Indonesia (YBI) menjadikan Batik Gedog sebagai ikon Hari Batik Nasional 2024. Adapun tema Hari Batik Nasional tahun ini adalah "Bangga Berbatik" untuk merayakan Hari Batik Nasional. (Suchika Julian Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)