YOUR FASHION
Ini Makna Kebaya Klasik yang Dipakai Puan Maharani di Sidang Tahunan MPR 2022
Yuni Yuli Yanti
Rabu 17 Agustus 2022 / 09:34
Jakarta: Ketua DPR RI, Puan Maharani terlihat mengenakan pakaian adat daerah Jawa, yakni kebaya klasik Kutubaru saat menghadiri sidang tahunan MPR pada Selasa, (16/8).
Melalui akun Instagramnya, Puan mengungkapkan makna dibalik kebaya klasik yang dikenakannya tersebut. Ia mengatakan sengaja memilih warna terakota yang cerah dan segar sebagai pesan optimisme dan semangat.
Puan menjelaskan balutan kain batik tulis, bermotif semen romo (semen rama) yang menggambarkan “kehidupan yang bersemi, kehidupan yang berkembang dan sejahtera”.
Motif batiknya pun terdiri dari tiga bagian utama yaitu udara, darat dan laut yang melambangkan keseimbangan dan keadilan. Pohon hayat melambangkan darat, motif garuda melambangkan udara dan motif perahu melambangkan laut.
"Semoga segala makna dan doa yang terangkai dalam sehelai kain ini akan membawa harapan baik untuk masa depan Indonesia tercinta," tulis Puan.
Sementara, sang desainer, Didiet Maulana mengungkapkan bahwa warna teracota pada kebaya Kutubaru tersebut dipilih untuk mengambil konsep membumi atau kembali ke akar. Lengkap dengan selendang lembut yang disematkan di bahu kanan dengan bros.
Motif semen pada kain batik sering dikaitkan dengan cerita Ramayana dengan ajaran kepemimpinan Hastha Brata (8 jalan ajaran utama), di antaranya sikap semangat, penuh kasih, bertanggung jawab berpengetahuan luas, berwibawa, adil, melindungi rakyat dan mengendalikan diri. Sebuah ajaran kepemimpinan untuk diri sendiri dan masyarakat.
"Sarat makna, sarat doa dan pengharapan baik yang disampaikan dalam satu helai kain," harap Didiet melalui unggahan foto di akun Instagramnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Melalui akun Instagramnya, Puan mengungkapkan makna dibalik kebaya klasik yang dikenakannya tersebut. Ia mengatakan sengaja memilih warna terakota yang cerah dan segar sebagai pesan optimisme dan semangat.
Puan menjelaskan balutan kain batik tulis, bermotif semen romo (semen rama) yang menggambarkan “kehidupan yang bersemi, kehidupan yang berkembang dan sejahtera”.
Motif batiknya pun terdiri dari tiga bagian utama yaitu udara, darat dan laut yang melambangkan keseimbangan dan keadilan. Pohon hayat melambangkan darat, motif garuda melambangkan udara dan motif perahu melambangkan laut.
"Semoga segala makna dan doa yang terangkai dalam sehelai kain ini akan membawa harapan baik untuk masa depan Indonesia tercinta," tulis Puan.
Sementara, sang desainer, Didiet Maulana mengungkapkan bahwa warna teracota pada kebaya Kutubaru tersebut dipilih untuk mengambil konsep membumi atau kembali ke akar. Lengkap dengan selendang lembut yang disematkan di bahu kanan dengan bros.
Motif semen pada kain batik sering dikaitkan dengan cerita Ramayana dengan ajaran kepemimpinan Hastha Brata (8 jalan ajaran utama), di antaranya sikap semangat, penuh kasih, bertanggung jawab berpengetahuan luas, berwibawa, adil, melindungi rakyat dan mengendalikan diri. Sebuah ajaran kepemimpinan untuk diri sendiri dan masyarakat.
"Sarat makna, sarat doa dan pengharapan baik yang disampaikan dalam satu helai kain," harap Didiet melalui unggahan foto di akun Instagramnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)