YOUR FASHION

Kecantikan Parompuan dan Ulos dalam Hari Ulos Nasional

Medcom
Minggu 23 Oktober 2022 / 08:00
Jakarta: Indonesia memiliki berbagai macam kain tradisional yang mempunyai nilai tinggi di mata dunia. Selain kain batik, ada juga kain ulos yang berasal dari suku Batak, Sumatra Utara dan sudah ada turun temurun sejak nenek moyang. 

Pembuatan kain ulos sendiri melewati proses tenun-menenun yang diyakini erat kaitannya dengan peran perempuan dalam merawat keluarga, anak, dan masyarakat. 

Setiap tanggal 17 Oktober, Indonesia memperingati Hari Ulos Nasional, dan pada tanggal 20 Oktober 2022 lalu Tobatenun mempersembahkan peragaan busana "Parompuan dan Ulos" sebagai salah satu bentuk perayaan dan bangga terhadap kain Indonesia. Dengan memperkenalkan koleksi pertamanya, bertajuk “Kayu & Kosmos”.

“Dalam runaway ini kita punya 17 koleksi— terinspirasi dari dewa-dewa Batak kuno yang biasa terukir di ruma bolon sebagai doa-doa perlindungan dan merepresentasikan tradisi kosmologis yang kaya pada tradisi Toba sebelum kolonisasi Eropa dan agama luar," ujar Kerri Na Basaria selaku Founder Toba Tenun Sejahtera.


(Warna biru (balau) dari Ulos Bintang Maratur. Foto: Dok. Istimewa)

"Warna biru (balau) dari Ulos Bintang Maratur dan merah (rara) dari Ulos Ragi Hotang merupakan representasi Air dan Api, dua kebutuhan dalam perkembangan manusia," tambah Kerri. 

Warna biru indigo (balau) dalam peragaan koleksi "Kayu & Kosmos" ini merepresentasikan air dengan menggunakan Ulos Bintang Maratur. Ulos ini memiliki makna sebagai perantara ucapan suka cita atau berita gembira yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang mendapat berkat atau rezeki agar semua orang di sekitarnya juga turut merasakan kebahagian. 

Koleksi ini dipadankan dengan bemberg, linen dan katun. Selain itu, manik-manik dan sulaman yang rumit dibuat dalam berbagai rupa makhluk spiritual yang menawarkan keamanan serta kenyamanan bagi penggunanya.


(Warna merah (rara) dari Ulos Ragi Hotang. Foto: Dok. Istimewa)

Sedangkan warna merah (rara), tingi (merah-kecoklatan) dan jior (coklat tua), merepresentasikan sebagai api yang menggunakan Ulos Ragi Hotang. Biasanya ulos jenis ini digunakan digunakan dalam upacara adat terutama pada upacara pernikahan. 

Sebelum melakukan proses pemberian ulos (mangulosi), pihak orang tua biasanya melaksanakan proses Mandok Hata atau pemberian petuah-petuah berisi doa, berkat, restu orang tua atas pernikahan yang berlangsung. Koleksi ini mengangkat seni pahatan pada tradisi Batak Toba yang sering kali terabaikan atau terlupakan. Seni ukir atau pahatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Toba.

Karena kain ulos memiliki nilai tinggi dalam segi adat, budaya, dan seni maka sangat disayangkan jika tidak dikembangkan potensinya. Penting kita sebagai warga Indonesia terutama orang yang berdarah asli Sumatera Utara untuk melestarikan ulos agar tetap berkembang.


Nandhita

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH