YOUR FASHION
Fashionlink Unjuk Diri "A Spectrum of Style" dalam JFW 2024
Aulia Putriningtias
Selasa 24 Oktober 2023 / 20:33
Jakarta: Fashionlink bersama Nir Ada, Glashka, dan Starry memberikan kesan menarik melalui Jakarta Fashion Week 2024, Senin, 23 Oktober 2023. Penampilan "A Spectrum of Style" jadi tema mereka pada tahun ini.
Nir Ada sendiri mengambil tema Synesthesia. Ini merupakan pertama kalinya mereka berada di Jakarta Fashion Week dan menampilkan koleksi-koleksi yang ada.
Synesthesia sendiri terinspirasi oleh fenomena perubahan makna yang terjadi ketika tanggapan antara dua indera yang berbeda saling bertukar. Warna-warni pada fesyen ini terlihat berpadu dan menunjukkan kemewahan.
Sejalan dengan tema acara "A Spectrum of Style" yang diselenggarakan oleh Fashionlink, koleksi Synesthesia ini dirancang dalam gaya casual, namun tetap feminin. Warna beragam pilihan warna yang berlapis-lapis juga menjadi poin dari tampilan.
Spektrum warna yang beragam dari koleksi ini ditampilkan dari beberapa desain dengan motif hologram. Tidak hanya itu, juga ada beberapa layer warna dalam satu desain.
Terdapat 16 look yang terdiri dari dress, outer, tops dan pants dalam konsep Synesthesia. Harapannya bisa memberikan sensasi indrawi dari abstraksi warna yang disajikan Syagini Ratna Wulan, Nadya Nizar, dan Irmasari Joedawinata sebagai desainer dari koleksi ini.
Berpindah ke bagian lain, Glashka masih setia dalam mengeksplorasi warna-warna earth tone dalam koleksi terbarunya. Fokus mereka kepada hand embroidery yang lebih intricate dibandingkan tahun sebelumnya.
Ini merupakan sebuah wujud seni yang menjadi hasil kerja keras para craftman yang telah bekerja bersama selama lima tahun, untuk menghasilkan karya yang benar-benar unik. Pun, Glashka menyampaikan pesan di dalamnya.
Melalui koleksi ini, Glashka ingin menunjukkan bahwa keindahan dan keunikan dalam hasil karya tangan masih tetap memiliki tempat yang istimewa. Bahkan, di tengah gempuran komputerisasi yang terus berkembang, hal ini tak terkalahkan.
Koleksi ini memuat 17 tampilan yang mencakup gaya modern modest, mulai dari pakaian kasual hingga formal. Glashka juga akan melengkapi setiap tampilan dengan aksesoris yang dibuat dengan detail hand embroidered, mulai dari hijab hingga sepatu.
Sementara itu, Starry memperkenalkan koleksi womenswear terbaru, “Remnants of Timeless Sentiments”. Hal ini terinspirasi dari sebuah perjalanan emosional mendalam yang dialami seseorang di dalam museum seni dan menerjemahkan sentimen tersebut ke dalam dunia fesyen.
Koleksi ini berfungsi sebagai kanvas bagi Starry, tempat di mana ia dapat menuangkan perjalanan emosinya sendiri yang ia rasakan dan resapi ketika mengunjungi galeri seni. Pilihan warna yang sebagian besar soft colour, seperti putih, ivory, krem, beserta aksentuasi floral pattern yang mengingatkan pada alam.
Pemilihan warna-warna ini bertujuan untuk menciptakan impresi ketenangan dan ketentraman. Hal ini melingkupi pengunjung yang tengah merenungkan emosi yang telah diabadikan oleh seniman-seniman dari berbagai zaman dalam karya mereka.
Koleksi ini juga menunjukkan bahwa universalitas sentimen seperti kebahagiaan, kesedihan, cinta kasih, harapan, atau kenyamanan tetap menjadi benang merah yang terjalin. Hal ini melalui waktu dan menghubungkan jiwa seniman tersebut kepada pengamat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Nir Ada sendiri mengambil tema Synesthesia. Ini merupakan pertama kalinya mereka berada di Jakarta Fashion Week dan menampilkan koleksi-koleksi yang ada.
Synesthesia sendiri terinspirasi oleh fenomena perubahan makna yang terjadi ketika tanggapan antara dua indera yang berbeda saling bertukar. Warna-warni pada fesyen ini terlihat berpadu dan menunjukkan kemewahan.
Sejalan dengan tema acara "A Spectrum of Style" yang diselenggarakan oleh Fashionlink, koleksi Synesthesia ini dirancang dalam gaya casual, namun tetap feminin. Warna beragam pilihan warna yang berlapis-lapis juga menjadi poin dari tampilan.
Spektrum warna yang beragam dari koleksi ini ditampilkan dari beberapa desain dengan motif hologram. Tidak hanya itu, juga ada beberapa layer warna dalam satu desain.
Terdapat 16 look yang terdiri dari dress, outer, tops dan pants dalam konsep Synesthesia. Harapannya bisa memberikan sensasi indrawi dari abstraksi warna yang disajikan Syagini Ratna Wulan, Nadya Nizar, dan Irmasari Joedawinata sebagai desainer dari koleksi ini.
Berpindah ke bagian lain, Glashka masih setia dalam mengeksplorasi warna-warna earth tone dalam koleksi terbarunya. Fokus mereka kepada hand embroidery yang lebih intricate dibandingkan tahun sebelumnya.
Ini merupakan sebuah wujud seni yang menjadi hasil kerja keras para craftman yang telah bekerja bersama selama lima tahun, untuk menghasilkan karya yang benar-benar unik. Pun, Glashka menyampaikan pesan di dalamnya.
Melalui koleksi ini, Glashka ingin menunjukkan bahwa keindahan dan keunikan dalam hasil karya tangan masih tetap memiliki tempat yang istimewa. Bahkan, di tengah gempuran komputerisasi yang terus berkembang, hal ini tak terkalahkan.
Koleksi ini memuat 17 tampilan yang mencakup gaya modern modest, mulai dari pakaian kasual hingga formal. Glashka juga akan melengkapi setiap tampilan dengan aksesoris yang dibuat dengan detail hand embroidered, mulai dari hijab hingga sepatu.
Sementara itu, Starry memperkenalkan koleksi womenswear terbaru, “Remnants of Timeless Sentiments”. Hal ini terinspirasi dari sebuah perjalanan emosional mendalam yang dialami seseorang di dalam museum seni dan menerjemahkan sentimen tersebut ke dalam dunia fesyen.
Koleksi ini berfungsi sebagai kanvas bagi Starry, tempat di mana ia dapat menuangkan perjalanan emosinya sendiri yang ia rasakan dan resapi ketika mengunjungi galeri seni. Pilihan warna yang sebagian besar soft colour, seperti putih, ivory, krem, beserta aksentuasi floral pattern yang mengingatkan pada alam.
Pemilihan warna-warna ini bertujuan untuk menciptakan impresi ketenangan dan ketentraman. Hal ini melingkupi pengunjung yang tengah merenungkan emosi yang telah diabadikan oleh seniman-seniman dari berbagai zaman dalam karya mereka.
Koleksi ini juga menunjukkan bahwa universalitas sentimen seperti kebahagiaan, kesedihan, cinta kasih, harapan, atau kenyamanan tetap menjadi benang merah yang terjalin. Hal ini melalui waktu dan menghubungkan jiwa seniman tersebut kepada pengamat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)
RELATED ARTICLE
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0165 [53]
