YOUR FASHION

Fashion Revolution Week 2025: Belajar Teknik Sashiko untuk Perbaiki Pakaian Rusak

Yuni Yuli Yanti
Selasa 29 April 2025 / 08:00
Jakarta: Dalam rangka memperingati Fashion Revolution Week 2025, Sejauh Mata Memandang (SMM) berkolaborasi dengan MULIH, Fashion Revolution Indonesia dan Plaza Indonesia, menghadirkan lokakarya bertajuk "Kembali Baik: Belajar Bersama Memperbaiki Pakaian dengan Teknik Sashiko", pada Sabtu (26/4/2025) di Plaza Indonesia. 

Lokakarya ini menjadi bagian dari "Mend In Public Day", sebuah agenda global yang diinisiasi oleh Fashion Revolution untuk mendorong lebih banyak orang merawat dan memperbaiki pakaian mereka, alih-alih membuangnya.

Dipandu langsung oleh Beverly Tandjung selaku Co-Founder MULIH, para peserta belajar dasar-dasar teknik sashiko yaitu seni menjahit dari Jepang yang dikenal akan keindahannya dalam memperbaiki pakaian rusak menjadi sesuatu yang lebih bermakna. 

Para peserta belajar mengenali potensi dari pakaian lama mereka, dan menemukan kembali nilai dari keterampilan sederhana menjahit.

Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai wujud nyata komitmen SMM dalam mendukung gerakan fesyen yang lebih bertanggung jawab dan sirkular.

"Kami percaya bahwa perubahan tidak selalu harus datang dalam bentuk besar. Tindakan kecil seperti memperbaiki pakaian bisa menjadi awal dari perubahan besar dalam cara kita memandang dan mengonsumsi fesyen. Bersama Sahabat Sejauh serta kolaborator seperti Fashion Revolution dan MULIH, kami ingin memperlihatkan bahwa ada banyak jalan menuju praktik yang lebih bertanggung jawab dan sirkular," ungkapnya. 


(Ki-ka: Beverly Tandjung dan Suzanne Sarah, Co-Founders, MULIH. Foto: Dok. Istimewa)

Diketahui, Fashion Revolution Week adalah kampanye tahunan yang menyatukan gerakan aktivisme fesyen terbesar di dunia selama tujuh hari sebagai peringatan tragedi runtuhnya pabrik Rana Plaza di Bangladesh, pada 24 April 2013. 

Di Indonesia, Fashion Revolution Week tahun ini berlangsung pada 22–27 April dengan tema “Think Globally, Act Locally”. Kampanye ini mengajak masyarakat di berbagai belahan dunia untuk mengambil peran aktif dalam membuat perubahan pada kebijakan lokal demi sistem fesyen yang lebih adil dan berkelanjutan. 

Melalui kegiatan "Kembali Baik", pesan global ini diterjemahkan ke dalam konteks lokal dengan mengajak masyarakat untuk memulai perubahan dari hal-hal sederhana, seperti memperbaiki pakaian yang rusak sebagai bentuk langkah alternatif terhadap sistem produksi dan konsumsi yang berlebihan.

Safina Maulida, Country Coordinator, Fashion Revolution Indonesia menyampaikan menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana komunitas bisa mengambil peran aktif dalam mendorong perubahan. 

"Gerakan fesyen yang lebih adil memang membutuhkan dukungan dari kebijakan pemerintah yang bermutu, namun memerlukan waktu yang panjang. Dalam proses revolusi yang panjang dan berliku ini, tindakan individu seperti berkumpul, belajar, dan memperbaiki bersama, menunjukkan kekuatan untuk menentukan arah industri ini. Tindakan kolektif ini pada akhirnya juga dapat mendorong perubahan cara pandang pembuat kebijakan terhadap kegentingan isu dalam industri fesyen," tutup Safina. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH