WISATA
Menparekraf: Nuzulul Quran Jadi Momentum Saling Peduli di Tengah Pandemi
Sandra Odilifia
Jumat 30 April 2021 / 06:24
Jakarta: Nuzulul Quran yang jatuh pada 17 Ramadan menjadi malam turunnya Alquran untuk seluruh umat manusia. Quran diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengajak masyarakat di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk memperkuat rasa kepedulian. Terutama di tengah pandemi seperti sekarang ini dengan terus memperkuat penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
Dalam peringatan Nuzulul Quran yang digelar di Balairung Soesilo Soedarman, kantor Kemenparekraf/Baparekraf, Kamis, 29 April 2021, Menparekraf menjelaskan, Nuzulul Quran merupakan malam turunnya Alquran ke muka bumi.
Momen ini merupakan peristiwa penting di bulan Ramadan, di mana turunnya Firman Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Saat itu malaikat Jibril menghampiri dan menurunkan wahyu pertama, yakni surat Al-Alaq dengan ayat 1-5. Ketika itu nabi sedang bertafakur di Gua Hiro.
“Ayat pertama tersebut sungguh indah dan luas maknanya, bahwa kita harus membaca persoalan di sekitar kita. Kita diperintahkan untuk membaca segalanya dengan syarat utamanya menyebut nama Tuhan," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Menurutnya, membaca adalah lambang dari segala aktivitas yang dilakukan oleh semua manusia. Momentum Nuzulul Quran juga dapat dimaknai secara luas. Bahwa umat manusia harus meneladani sifat-sifat dan nilai luhur Rasulullah SAW sebagai insan terpilih di muka bumi.
“Tentunya hari ini temanya meneladani sifat-sifat Rasulullah dalam menjalankan amanah dan tugas sehari-hari. Sifat-sifat dasar Rasulullah SAW yang utama dapat disingkat dengan FAST," ujarnya.
"Itu mencakup Fathonah yang berarti kecerdasan, kemudian Amanah dapat dipercaya, Shiddiq benar atau jujur dan terakhir adalah Tabligh menyampaikan kebenaran dan tidak satupun kebenaran yang disembunyikan,” katanya.
Lebih lanjut, di lingkungan Kemenparekraf sendiri, Sandiaga mengatakan, memiliki konsep kerja atau budaya kerja “4 as” yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Di mana hal itu merefleksikan budaya kerja di tengah guncangan ekonomi, perlu sebuah perubahan inovasi adaptasi dan kolaborasi.
"Di tengah-tengah pandemi mari bersama-sama ketatkan protokol kesehatan secara disiplin. Kali ini Kita tidak mudik, namun kita bawa asik," katanya.
"Kita masih bisa berkumpul melalui daring atau mengirim produk-produk ekonomi kreatif kepada keluarga di kampung halaman. Mari secara sungguh-sungguh kita jadikan Alquran dan sunah Rasulullah sebagai pedoman dan tuntutan hidup dan jawaban atas persoalan di muka bumi ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengajak masyarakat di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadikan peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk memperkuat rasa kepedulian. Terutama di tengah pandemi seperti sekarang ini dengan terus memperkuat penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
Dalam peringatan Nuzulul Quran yang digelar di Balairung Soesilo Soedarman, kantor Kemenparekraf/Baparekraf, Kamis, 29 April 2021, Menparekraf menjelaskan, Nuzulul Quran merupakan malam turunnya Alquran ke muka bumi.
Momen ini merupakan peristiwa penting di bulan Ramadan, di mana turunnya Firman Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Saat itu malaikat Jibril menghampiri dan menurunkan wahyu pertama, yakni surat Al-Alaq dengan ayat 1-5. Ketika itu nabi sedang bertafakur di Gua Hiro.
“Ayat pertama tersebut sungguh indah dan luas maknanya, bahwa kita harus membaca persoalan di sekitar kita. Kita diperintahkan untuk membaca segalanya dengan syarat utamanya menyebut nama Tuhan," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Menurutnya, membaca adalah lambang dari segala aktivitas yang dilakukan oleh semua manusia. Momentum Nuzulul Quran juga dapat dimaknai secara luas. Bahwa umat manusia harus meneladani sifat-sifat dan nilai luhur Rasulullah SAW sebagai insan terpilih di muka bumi.
“Tentunya hari ini temanya meneladani sifat-sifat Rasulullah dalam menjalankan amanah dan tugas sehari-hari. Sifat-sifat dasar Rasulullah SAW yang utama dapat disingkat dengan FAST," ujarnya.
"Itu mencakup Fathonah yang berarti kecerdasan, kemudian Amanah dapat dipercaya, Shiddiq benar atau jujur dan terakhir adalah Tabligh menyampaikan kebenaran dan tidak satupun kebenaran yang disembunyikan,” katanya.
Lebih lanjut, di lingkungan Kemenparekraf sendiri, Sandiaga mengatakan, memiliki konsep kerja atau budaya kerja “4 as” yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Di mana hal itu merefleksikan budaya kerja di tengah guncangan ekonomi, perlu sebuah perubahan inovasi adaptasi dan kolaborasi.
"Di tengah-tengah pandemi mari bersama-sama ketatkan protokol kesehatan secara disiplin. Kali ini Kita tidak mudik, namun kita bawa asik," katanya.
"Kita masih bisa berkumpul melalui daring atau mengirim produk-produk ekonomi kreatif kepada keluarga di kampung halaman. Mari secara sungguh-sungguh kita jadikan Alquran dan sunah Rasulullah sebagai pedoman dan tuntutan hidup dan jawaban atas persoalan di muka bumi ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)